Labuan Bajo, Suaranusantara.co – Tidak punya sumber air minum bersih, warga kampung Lobohusu, Golo Bilas, Manggarai Barat, mengkonsumsi air kali Wae Mese.
Ketua RT Lobohusu, Aco Jafar menceritakan bahwa dengan tidak adanya ketersediaan sumber air minum bersih warga terpaksa mengonsumsi air kali Wae Mese. Ia menjelaskan bahwa kelangkaan air minum bersih yang di alami oleh warga Kampung Lobohusu sudah bertahun-tahun.
“Kami mengonsumsi air kali ini sudah bertahun-tahun dan sampai sekarang”, ungkap Aco Jafar di kediamannya di Lobohusu, Minggu (16/05).
Akibat dari konsumsi air kali ini lanjut Aco Jafar, warga masyarakat kampung Lobohusu kebanyakan sakit batu ginjal dan mengalami diare.
“Kalau keluhan masyarakat di sini itu kebanyakan menderita batu ginjal dan saya termasuk mengalami sakit batu ginjal.
Menurut dokter yang pernah periksa saya itu katanya air ini mengandung zat kapur. Dokter menyarankan saya untuk tidak mengonsumsi air ini lagi”, katanya.
Mengandung Limbah Beracun
Menurut Aco Jafar air kali Wae Mese mengandung banyak limbah racun. Apalagi pada saat musim sawah karena kali Wae Mese sebagai sumber air untuk persawahan di sekitar kampung Lobohusu.
“Air inikan jelas banyak mengandung limbah racun, apalagi pada musim sawah itu limbah pestisidanya mengalir kesini”, ujarnya.
Aco Jafar mengisahkan, kadang warga masyarakat Lobohusu membeli air galon yang di jual oleh pengusaha, harga satu galon lanjut Aco Jafar senilai Rp. 7000.
“Kadang kami di sini pak membeli air galon, itu pun tidak setiap hari, kadang dalam sebulan itu hanya satu kali saja masuk ke kampung ini,” ungkapnya.
Ketua RT 08 itu juga menceritakan, memang di Kampung Lobohusu pernah ada proyek bor air minum bersi. Yang bersumber dari Dinas PUPR Provinsi, namun air tersebut tidak bisa di konsumsi hanya bisa di gunakan untuk keperluan mencuci dan mandi.
Proyek Sumur Bor
“Memang di sini dulu pernah ada proyek sumur bor dan kedalamannya itu 34 meter dari permukaan laut. Namun air sumur itu tidak bisa di konsumsi karena zat kapur sangat tinggi, sehingga air itu hanya di gunakan untuk mencuci dan mandi”, ungkapnya.
Hal yang sama juga di sampaikan oleh Nurijah (40) warga Kampung Lobohus. Ia mengisahkan sudah lama mengonsumsi air kali tersebut. Dan sedikit terbantu dengan penjualan air galon itupun khusus untuk minum. Kalau untuk memasak lanjut Nurijah tentunya menggunakan air galon.
“Untuk sekarang memang sedikit terbantu dengan adanya air galon, tetapi itu hanya khusus buat minum. Kalau untuk memasak dan keperluan lain ya, terpaksa kita gunakan air kali ini”, ungkapnya.
Nurijah menambahkan, apalagi pada musim hujan kondisi air kali Wae Mese sangat keruh karena banjir dan terpaksa mereka tetap menimbah air kali tesebut.
”Kalau musim hujan itu kami tetap menimbah air ini, mau palagi. Karena cuman ini sumber air kami di sini, tetapi air ini harus di masak dulu baru di konsumsi”, lanjutnya.
Warga lain Hamida (40) hanya bisa pasrah dengan kondisi yang di alaminya, ia pun berharap bantuan dari pemerintah untuk menyediakan air bersih.
Harapan Masyarakat
“Kami hanya berharap kepada pemerintah untuk memerhatikan kodisi yang kami alami”, harapnya.
Kepala Desa Golo Bilas Paulus Nurung mengungkapkan sangat prihatin dengan kodisi yang di alami oleh warganya.
“Memang kondisi yang di alami oleh masyarakat di Lobohusu sangat memprihatinkan. Dan saya sudah sampaikan itu kepada pemerintah dearah melalui Musrembang. Memang ada tanggapan bagus dari ke direktur PDAM Untu di prioritaskan di tahun 2022”, tanggap Kades Paulus.
Ia juga membenarkan terkait kondisi yang di alami oleh warga kampung Lobohusu, apalagi lanjut Kades Paulus Warga RT 08 Lobohus. Mereka selalu mengonsumsi air kali yang nota bene air sungai itu mengalir dari sawah-sawah sekitar yang sudah tercemar petsida. Sehingga tidak heran kalau masyarakat di sana ada yang mengalami sakit ginjal, diare dan kanker.
Ia pun berharap kepada pemerintah daerah agar secepatnya membantu ketersediaan air minum bersih di kampung Lobohusu.
“Harapan dari desa khususnya pemerintah. Paling tidak segeralah karena sudah berapa puluh tahun warga kampung Lobohusu tidak pernah merasakan ketersediaan air minum bersih,” harapnya.