Ruteng, Suaranusantara.co – Sebanyak 87 mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menggelar kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di Stasi Stella Maris Wae Cepang, Paroki Santa Maria Bunda Segala Bangsa – Narang, Kecamatan Satar Mese Barat, Manggarai, Flores, NTT.
Kegiatan yang berlangsung sejak tanggal 16 hingga 21 April 2025 ini berfokus pada asistensi liturgi Paskah, sebagai wujud pelayanan dan pengabdian kepada gereja dan masyarakat.
Ketua panitia, Maria Yessika Bolo Sino, menjelaskan bahwa kegiatan yang dilaksanakan mencakup liturgi Kamis Putih, Sabtu Suci, Hari Raya Paskah, serta pementasan seni.
“Jenis kegiatan yang kami laksanakan meliputi pelayanan liturgi Kamis Putih, Sabtu Suci, Hari Minggu Paskah, dan juga pentas seni. Ini adalah bentuk pelayanan kami kepada gereja dan masyarakat,” jelas Maria.
Ia menambahkan, partisipasi mahasiswa dalam kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menanamkan semangat pelayanan kepada sesama dalam diri setiap peserta.
Sementara itu, dosen pembimbing PKM, Feliks Hatam, menyebutkan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari salah satu pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat.
“Melalui PKM ini, mahasiswa tidak hanya belajar melayani, tetapi juga mengembangkan keterampilan kepemimpinan, tanggung jawab, komitmen, hingga penyelesaian konflik,” ungkap Feliks.
Ditegaskan lebih lanjut olehnya, kegiatan PKM juga menjadi sarana untuk memperkenalkan nilai-nilai akademik dan kompetensi lulusan Unika Santu Paulus Ruteng kepada masyarakat luas.
“Saya mewakili seluruh kelompok PKM mengucapkan terima kasih kepada Ketua Stasi, para pengurus, dan seluruh umat Stasi Stella Maris Wae Cepang yang telah menerima dan mendukung kami selama kegiatan berlangsung,” pungkasnya.
Untuk diketahui, para mahasiswa dibagi dalam dua lokasi tempat tinggal selama pelaksanaan kegiatan PKM, yakni di Stasi Woang dan Stasi Wae Cepang.
Kelompok yang melakukan asistensi di Stasi Wae Cepang merupakan salah satu dari 38 kelompok yang melaksanakan asistensi PkM Paskah tahun 2025.
38 kelompok tersebut tersebar di 38 wilayah paroki di tiga kabupaten, yaitu Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur.
Paskah 2025: Pesan Kolaborasi, Keteladanan dan Penyatuan Bersama Umat
Perayaan Paskah tahun 2025 ini menjadi momentum untuk membangun kolaborasi dan semangat keteladanan hidup untuk menyatu bersama umat.
Hal tersebut disampaikan oleh Pastor Pendamping kelompok PKM, RD. Marsel Zosimus Erot dan Ketua Dewan Stasi Wae Cepang, Theodorikus Atong.
Ketua Dewan Stasi Stella Maris Wae Cepang, Theodorikus Atong, menyampaikan rasa bangga nya atas kehadiran mahasiswa dalam perayaan Paskah tahun 2025 ini.
Oris, sapaan Theodorikus menegaskan, para rombongan kelompok PKM telah diterima dan menjadi bagian dari keluarga besar umat Stasi Wae Cepang dan Woang.
“Mulai hari ini, adik-adik adalah bagian dari keluarga kami. Jangan sungkan. Kehadiran kalian sudah menjadi tanggung jawab kami bersama,” tegasnya.
Oris yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Terong, mendorong para mahasiswa untuk menjalin kolaborasi dengan panitia, pengurus stasi, serta tokoh-tokoh muda demi menyukseskan perayaan Paskah 2025.
“Kita kolaborasi dan padukan kekuatan, niat baik, dan semangat kebersamaan demi kebaikan umat serta kemeriahan Paskah 2025,” tambahnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Pastor Pendamping, RD. Marsel Zosimus Erot Jossy.
Imam dari Pusat Pastoral (Puspas) Keuskupan Ruteng ini menekankan pentingnya kegiatan PkM sebagai ruang belajar yang nyata bagi mahasiswa.
“Percayalah, kampus terbesar itu bukan hanya di dalam gedung, tapi ada di tengah masyarakat. Lewat interaksi dan kegiatan yang kalian jalani, akan tumbuh pelajaran dan nilai-nilai berharga yang tidak kalian temukan di bangku kuliah,” tutur RD. Jossy yang juga menjabat sebagai Badan Pembina Yayasan Santu Paulus Ruteng itu penuh semangat.
RD. Jossy itu juga mengingatkan, para mahasiswa yang hadir merupakan calon guru yang harus mulai belajar meneladani hal-hal positif.
“Guru itu digugu dan ditiru. Maka, mulailah belajar meneladani hal-hal baik selama kegiatan ini. Meskipun waktunya singkat, saya yakin akan banyak nilai yang kalian bawa pulang,” pungkas Ketua Komisi Pemberdayaan Sosial Ekonomi (PSE) Keuskupan Ruteng tersebut.
Liputan: Feliks Hatam