Yogya, Suaranusantara.co – Candi Prambanan termasuk salah satu situs warisan dunia yang menjadi ikon wisata Indonesia, yang terletak di Yogyakarta. Kompleks candi Hindu terbesar yang sarat dengan pesona seni budaya ini di warnai legenda kisah cinta yang menyakitkan hati.
Kisahnya, dahulu kala terdapat dua kerajaan yang saling berdekatan, yaitu Kerajaan Pengging dan Kerajaan Prambanan. Kerajaan Prambanan di pimpin oleh Prabu Baka yang bertubuh kekar dengan kesaktian luar biasa. Raja ini memiliki seorang putri bernama Roro Jonggrang.
Rakyat Kerajaan Pengging selalu mendapat gangguan dari Kerajaan Prambanan, sehingga Raja Pengging mengutus putranya yang bernama Raden Bandung Bondowoso. Pangeran bersama pasukan Pengging menyerang kerajaan Prambanan. Saat itu terjadi peperangan sengit, hingga akhirnya Raden Bandung berhasil membunuh Prabu Baka.
Roro Jonggrang
Saat hendak memasuki istana, Raden Bandung tanpa sengaja bertemu Roro Jonggrang, dan langsung terkesima. Pangeran berniat untuk mempersuntingnya. Namun sang putri enggan menerima pinangan itu, karena mengetahui bahwa yang telah membunuh ayahandanya adalah pangeran itu.
Dengan maksud menolak pinangan itu secara halus, Roro menentukan persyaratan, yang dianggap mustahil untuk bisa diwujudkan, yaitu memuat sumur dan membuat 1000 arca dalam satu malam.
Dengan bantuan sekawanan makhluk halus yang setia karena kesaktiannya, Raden Bondowoso tidak membutuhkan waktu lama untuk memnuhi persyaratan itu. Sumur Jalatunda berhasil diselesaikan. Namun saat akan naik ke permukaan, Rara Jonggrang menyuruh pengawalnya menutupnya dengan baru agar Bandung Bondowo mati.
Ia berhasil keluar dan marah besar. Namun kecantikan Rara Jonggrang membuatnya kembali tenang. Raden Bondowoso lalu melanjutkan untuk membuat candi yang jumlahnya 1000 arca dengan ksaktiannya. Hingga lewat tengah malam ia berhasil menyelesaikan 999 arca. Mengetahui hal ini Rara Jonggrang panik dan memiliki rencana untuk menggagalkannya.
Roro Jonggrang meminta para dayang untuk membakar jerami dan memukul alu agar ayam jantan bangun dan berkokok menandakan waktu telah pagi, dan waktu sudah habis. Mengetahui ada suara ayam dan terang dar jerami yang dibakar, banyak makhluk halus yang pergi. Akhirnya Bandung Bondowoso gagal.
Roro Jonggrang menang. Namun tak lama berselang, Raden Bondowoso mengetahui kecurangan itu. Sehingga ia menjadi murka dan terucaplah sebuah kutukan kepada Rara Jonggrang yang berubah menjadi batu sebagai penggenap arca yang ke 1000.
Meski hanya cerita, Rara Jonggrang sepertinya telah melekat dan tak bisa dipisahkan dari Candi Prambanan.
Penghargaan dari UNESCO
UNESCO menetapkan Candi Prambanan sebagai salah satu warisan dunia yang berasal dari Indonesia karena kemegahan bangunannya yang sudah berdiri sejak ratusan tahun silam.
Berdasarkan sejarah, situs ini mulai di bangun pada pertengahan abad ke 9. Namun pada akhir abad ke 10 candi megah ini terbengkalai dan sebagian besar bagiannya tertimbun material akibat letusan Gunung Merapi.
Situs Megah dan Indah
Upaya pemugaran candi terus d ilakukan agar sejarah Indonesia tidak hilang. Di perkirakan ada sekitar 240 candi besar dan kecil yang tersebar di area kompleks Candi Prambanan, yang terbuat dari batuan yang sangat kokoh, terbukti dari bangunan dengan lanskpa yang megah, indah dan gagah, yang tetap tegak hingga saat ini.
Candi Prambanan merupakan situs sejarah yang terkenal sebagai kompleks candi kebudayaan Hindu yang tercantik dan tertinggi di Indonesia. Bangunan ini memiliki tiga candi utama yang melambangkan Trimurti dalam agama Hindu.
Trimurti tersebut merupakan persembahan bagi 3 Dewa umat Hindu, yaitu Dewa Brahma Sang Pencipta, Dewa Wisnu Sang Pemelihara, dan Dewa Siwa Sang Pemusnah.
Bukan hanya arca-arca megah yang berjajar di area kompleks candi ini, tetapi juga relief yang indah pada dinding candi. Relief ini mengisahkan legenda Ramayana dan Krishnayana. Salah satu pahatan relief yang terkenal ialah kisah cinta Rama dan Dewi Shinta. Hingga saat ini, legenda yang tersebut menjadi pijakan bagi pertunjukan Sendratari Ramayana.
Selain relief Ramayana, ada juga relief Kalpataru yang dianggap sebagai pohon kehidupan dalam ajaran agama Hindu. Pahatan Kalpataru yang digambarkan pada relief tersebut seperti tengah mengapit singa. Kombinasi bangunan candi yang menjulang dengan langit senja kemerahan menjadi panorama yang tak tertandingi keindahannya.