Kupang, Suaranusantara.co – Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat sekaligus Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (MPR/DPD) Abraham Liyanto mengemukakan kemajemukan sebagai keunikan bangsa Indonesia dan keunggulan yang harus dipromosikan ke bangsa lain. Ciri unik ini harus di jaga karena menjadi spirit para pendiri bangsa mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kita tidak boleh lelah menjaga kemajemukan ini. Ini ciri kita. Jika kita mengabaikan fakta ini maka Indonesia bisa bubar,” kata Abraham dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Bangsa di Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat, 7 Mei 2021.
Ia menjelaskan kemajemukan Indonesia berupa wilayah yang terdiri atas 17.504 pulau. Kemudian ada 700 bahasa daerah, 1.340 suku bangsa, 6 agama, dan ribuan adat-istiadat.
“Semua ini bukan baru ada sekarang, tetapi sejak bangsa ini berdiri. Sampai sekarang, aman-aman saja. Nah, situasi yang aman ini harus terus dijaga sampai kapan pun. Kecuali Indonesia ini bubar,” ujar anggota Komite I DPD ini.
Dia menyebut hanya Indonesia yang terdiri atas ribuan suku, bahasa, budaya daerah yang berbeda-beda. Indonesia juga terbentang antara ribuan pulau yang terpisah, tetapi bisa bersatu.
Tidak boleh ada pendegradasian
Ketua Kadin Provinsi NTT ini mengingatkan para pendiri bangsa bersusah payah melahirkan negara ini. Mereka bahkan harus mengorbankan jiwa untuk melahirkan bangsa ini. Sebagai generasi penerus, setiap lapisan masyarakat yang hidup di era sekarang dan nanti, harus bisa mempertahankan keutuhan bangsa ini dengan berbagai keunikan yang ada sejak berdiri.
“Tidak boleh ada pendegradasian satu komunitas terhadap komunitas lain. Tidak boleh ada penolakan terhadap kelompok agama yang lain dengan kita. Semua punya hak untuk hidup. Negara ini berdasarkan Pancasila, bukan berdasarkan agama tertentu,” ujar Abraham.
Dia juga meminta seluruh komponen bangsa agar membangun bangsa ini tidak boleh egois. Jangan tonjolkan suku, agama dan ras (sara) tertentu saja yang merasa paling berhak membangun bangsa ini. Semua anak bangsa harus bersatu-padu dan membangun dalam keharmonisan.
“Kita bangun dalam bingkai NKRI. Jangan merasa menang sendiri. Bangsa ini bukan milik hanya satu suku atau satu agama saja. Kita semua memiliki hak atas bangsa ini,” tegas Abraham.