Jakarta, Suaranusantara.co – Mark Manson sukses dengan bukunya yang berjudul ‘Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat’ setebal 247 halaman. Buku ini bisa menjadi pilihan yang tepat karena isinya sangat menarik dan membuat para pembaca terkesan akan pemikiran sang penulis.
Buku dengan judul asli ‘The Subtle Art of Not Giving A F*ck‘ (2018) adalah tulisan seorang blogger asal New York, Mark Manson. Karya ini merupakan buku pertamanya yang menarik perhatian berjuta-juta pembaca dan masuk dalam daftar buku best seller The New York Times dan Washington Post.
Buku yang memuat tulisan dari blog pribadi Mark, markmanson.net ini merupakan kumpulan gagasan dan argumentasinya yang disampaikan dengan lugas dan terstruktur. Selain itu juga memuat cerita tentang pengalaman pribadi dan beberapa tokoh, antara lain Charles Bukowski, Dave Mustaine, dan William James.
Charles Bukowski
Bab pertama menuturkan kisah Charles Bukowski, yang terkenal sebagai penulis novel dan puisi yang sukses. Penjualan hasil karya Bukowski mencapai lebih dari 2 juta kopi. Bahkan popularitas yang ia raih melampaui ekspektasinya sendiri. Tidak ada yang menduga bahwa seorang pecundang, pecandu alkohol, dan penjudi kronis sepertinya bisa meraih sukses.
Pada batu nisan Bukowski, tertulis “Jangan Berusaha”. Well, walau telah menjadi sosok yang sangat terkenal, ternyata kesuksesan tidak membuatnya berubah. Bukowski masih sama saja seperti dulu, sebelum ia populer.
Mark ingin menyampaikan pesan, agar kita jujur terhadap diri sendiri dan menerima siapa kita. Jangan sampai kesuksesan mengubah kita. Bukowski adalah tokoh yang paling tepat untuk mengantar pembaca dalam memahami jalan pikir Mark. Penulis mengupas tentang hal sebenarnya dari kisah sukses orang terkenal dan mengajak pembaca untuk memandangnya dari persepektif yang berbeda.
Dave Mustaine dan Pete Best
Bab lainnya mengisahkan tentang tokoh musisi Dave Mustaine dan Pete Best. Mereka bernasib sama karena dipecat dari band masing-masing. Mustaine setelahnya memiliki karir yang lebih baik, sedangkan Best mengalami depresi. Namun selanjutnya Pete Best meraih kehidupan yang lebih bahagia dengan menekuni genre musik heavy-metal dan berhasil mencapai kesuksesan.
Mengapa demikian? Hal tersebut karena nilai-nilai hidup yang mereka pegang. Dave Mustaine ternyata hanya terfokus pada tujuan untuk mengalahkan band yang telah ‘mengeluarkannya, dan upayanya ini gagal.
Sementara Pete Best berhasil mengubah nilai yang ia pegang dengan mengukur kembali hidupnya dengan cara pandang yang berbeda. Best menyadari bahwa apa yang terjadi padanya pada masa lalu telah mengantarnya kepada sang kekasih hati. Ia menikah, dan menjadi seorang ayah. Best memandang bahwa apa yang ia miliki jauh lebih berharga daripada ketenaran dan nama besar.
Nyaman Menjadi Berbeda
Lewat bukunya, Mark Manson memberikan pelajaran agar kita dapat memahani batasan-batasan dan menerimanya. Batasan-batasan ini justru dapat menjadi sumber kekuatan paling nyata. Salah satu seni dari sikap masa bodoh yang Mark maksudkan adalah bahwa, entah disadari atau tidak, setiap orang selalu memilih suatu hal untuk mereka perhatikan.
Dari buku ini, kita dapat belajar bahawa masa bodoh bukan bearti kita acuh tak acuh. Sebab, yang sebenarnya, masa bodoh berarti nyaman saat menjadi berbeda. Jad pada prinsipnya, saat menghadapi hal-hal sulit, kita mesti dapat menikmatinya. Masa bodoh atau cuek adalah cara paling praktis untuk mengarahkan kembali harapan-harapan kita dengan memilih apa yang penting dan tidak penting untuk menjadi fokus perhatian.
Buku ini berbeda dengan buku motivasi pop, karena tidak mengajarkan teori mencapai sesuatu. Buku ini lebih menekankan bagaimana kita bisa belajar dari tokoh-tokoh dalam rangkaian cerita. Mereka memilih untuk fokus ke hal-hal penting saja. Sementara hal-hal yang tidak penting, yang tidak membawa nilai, biarkan berlalu.