Ruteng, Suaranusantara.co – ToT Kader Pendamping Keluarga Stroke berlangsung di Kab. Manggarai. Pelatihan bertujuan untuk membekali peserta dengan pengetahuan dasar guna mengenali potensi dan bahaya serangan stroke. Karena stroke merupakan salah satu jenis penyakit non infeksius yang cukup banyak menyerang masyarakat saat ini.
TP PKK Kabupaten Manggarai (TOT kader khusus pendamping keluarga penderita stroke)
Kondisi minimnya pengetahuan masyarakat tentang potensi dan bahaya serangan stroke mendorong TP PKK Kabupaten Manggarai untuk membentuk Kader Khusus Pendamping Keluarga Penderita Stroke. Maka, pada Jumat-Sabtu, 18-19 Nov 2022, di Rumah Retret Putri Karmel Wae lengkas, TP PKK Kabupaten Manggarai menggelar ToT kader khusus pendamping keluarga penderita stroke.
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Melatih kader khusus untuk mendampingi keluarga-keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita stroke.
2. Edukasi dan memberi informasi yang benar tentang penyebab Stroke, jenis-jenis Stroke, penanganan Stroke sesuai tingkatannya, jalur penanganan medis untuk Stroke
3. Melatih kader khusus yang akan menjadi fasilitator di Tim Penggerak PKK
4. Masing-masing untuk membagi informasi tentang penyakit Stroke
Edukasi Masyarakat
Ketua TP PKK Kabupaten Manggarai, Meldyanti Hagur Nabit berpesan agar para kader mampu mengedukasi masyarakat tentang potensi dan bahaya serangan stroke. Kader khusus ini diharapkan mampu mengedukasi masyarakat di wilayah tugasnya. Edukasi tersebut terkait tentang penyebab, tahapan dan jenis stroke, dan tahapan penanganan saat terjadi stroke
“Kader khusus ini diharapkan mampu mengedukasi masyarakat di wilayah tugasnya tentang penyebab, tahapan dan jenis stroke. Termasuk juga tahapan penanganan saat terjadi stroke”, Ujar Isteri Bupati Manggarai tersebut.
Lebih lanjut Meldyanti Hagur Nabit menegaskan bahwa pemahaman yang benar tentang stroke dan jalur penanganan dan proses terapi yang tepat, akan membantu masyarakat memahami bahaya serangan stroke dan meminimalisir potensi kerusakan akibat stroke.
“Karena kurangnya pemahaman dan kendala biaya maka para pasien stroke terkadang lalai dengan minum obat rutin dan tidak dapat melanjutkan fisioterapi untuk penanganan stroke karena terkendala biaya”, tutup Meldy Nabit.