Jakarta, suaranusantara.co – Tingkat kepuasan warga terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai 77 persen. Angka tertinggi dalam tingkat kepuasan terhadap presiden sejak Januari 2019.
“Survei terbaru menunjukkan sekitar 77 persen warga menyatakan puas dengan kinerja Presiden Jokowi,” kata Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Sirojudin Abbas dalam rilis survei terbaru di Jakarta, Kamis, 1 April 2021.
Pelaksanaan survei d ilakukan tanggal 28 Februari hingga 8 Maret 2021. Survei melibatkan 1.064 responden yang di pilih secara random (acak) dan di wawancara secara tatap muka. Tingkat kesalahan (margin of error) survei kurang lebih 3,07 persen.
Abbas menyebut pada Juni 2019, persentase warga yang puas pada Jokowi sempat mencapai titik terendah ke angka 62 persen. Survei juga menunjukkan 69 persen warga puas bagaimana pemerintah menangani Covid-19. Angka ini merupakan peningkatan dari angka bulan Oktober 2020 yang mencapai 61 persen.
Sebaliknya yang menyatakan tidak atau kurang puas dengan penanganan Covid-19 hanya 29 persen. Angka ini menunjukkan penurunan tajam dibandingkan pada Oktober 2020 yang mencapai 38 persen.
Tingkat Kepuasan
Hasil survei juga menunjukkan tingkat kepuasan warga terhadap kerja pemerintah pusat dalam pemulihan ekonomi. Angkanya mencapai 61 persen, sementara yang menyatakan tidak atau kurang puas hanya 36 persen.
“Kepuasan ini mengindikasikan adanya peningkatan kepercayaan dan optimisme masyarakat terhadap Presiden Jokowi dan pemerintahannya,” ujar Abbas.
Abbas menyebut survei menunjukkan sekitar 62 persen warga merasa bahwa kondisi ekonomi nasional kita lebih buruk di banding tahun lalu. Sementara 59 persen menganggap kondisi ekonomi rumah tangga lebih buruk di bandingkan tahun lalu.
Warga umumnya cukup punya optimisme dengan ekonomi ke depan. Namun optimisme tersebut lebih rendah di banding sebelum ada wabah Covid-19.
Terdapat sekitar 50 persen warga yang optimistis kondisi ekonomi nasional tahun depan lebih baik. Sementara 55 persen warga optimistis kondisi ekonomi rumah tangga tahun depan lebih baik.
“Tapi tingkat optimisme ini lebih rendah di bandingkan di masa sebelum Covid-19,” ttutup Abbas.