Oleh: Anna Saraswati, FH Universitas Al-Azhar Indonesia
Jakarta, Suaranusantara,co – Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi merupakan landasan yang tidak dapat dilepaskan dari ilmu. Dalam sejarah pengetahuan manusia, filsafat dan ilmu selalu berjalan beriringan dan saling berkaitan. Filsafat dan ilmu memiliki titik singgung dalam mencari kebenaran. Ilmu melukiskan dan filsafat menafsirkan fenomena semesta, kebenaran berada disepanjang pemikiran, sedangkan kebenaran ilmu berada disepanjang pengalaman.
Dari pengertian beberapa kajian filsafat, kita dapat memhami bahwa ketiga cabang ilmu ini dapat saling melengkapi. Jika ontologi mempelajari hakikat keberadaan sesuatu yang ingin kita ketahui, maka epistemologi mempelajari bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tentang hal yang ingin kita ketahui tersebut. Kemudian, aksiologi akan menjelaskan tentang manfaat dari pengetahuan yang diperoleh tersebut.
Ontologi
Dalam bidang filsafat, Ontologi mempersoalkan hakikat kebenaran segala sesuatu yang ada, atau yang menurut tata hubungan sistematis berdasarkan hukum sebab-akibat, yakni adanya manusia, alam, dan causa prima dalam suatu hubungan menyeluruh, teratur dan tertib, yang berjalan dalam keharmonisan.
Ontologi merupakan suatu kajian yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan “apa”, sehingga ini sangatlah mendasar dan awal sebelum membahas hal yang lainnya. Pembahasan pertama dari tema apapun seharusnya diawali dengan menjawab “apa”, sehingga akan teridentifikasi batasan-batasan apa yang menjadi kajiannya.
Sebagai salah satu kajian filsafat, Ontologi merupakan studi yang membahas tentang keberadaan sesuatu yang bersifat konkret, atau yang membahas realitas, atau suatu entitas apa adanya.
Kaitannya dengan Filsafat
Tujuan filsafat adalah menemukan kebenaran yang sebenarnya, atau kebenaran yang hakiki. Apabila sudah disusun secara sistematis akan menjadi sistematika filsafat, yang terbagi menjadi teori pengetahuan, teori hakikat, dan teori nilai.
Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.
Contoh sebuah pertanyaan ontologis adalah “Apakah Tuhan itu ada?”. Ada dua kemungkinan realitas (atau ontologi) untuk menjawab pertanyaan tersebut, yakni “Ya, Tuhan ada” atau “Tidak, Tuhan tidak ada”.
Ontologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas mengenai hakikat dan asas-asas rasional dari yang sudah ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi dari ontologi adalah mengetahui esensi terdalam dari suatu hal yang sudah ada.
Epistemologi
Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor yang membahas dari isi pikiran manusia, yaitu pengetahuan. Epistemologi merupakan studi tentang pengetahuan, bagaimana mengetahui benda-benda.
Tinjauan epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan (Surajio, 2017:151).
Epistemologi mencari berbagai pengetahuan yang berkaitan terhadap jawaban “apa” yang dimaksud di dalam kajian Ontologi, tetapi tidak cukup hanya dengan mendefinisikan ‘apa sesuatu’ tersebut, melainkan juga melengkapinya dengan berbagai hal tentang ‘sesuatu’ yang sedang menjadi objek pembahasan.
Contoh Epistemologi, misalnya thermometer. Pertanyaan epistemologi yang dimaksud adalah bagaimana cara kita tahu bahwa itu adalah suatu thermometer. Dari apa yang kita ketahui itulah apa yang kita tangkap. Bahwa benda itu benar-benar thermometer.
Jadi, berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan ‘sesuatu’ yang sedang menjadi objek pembahasan akan menjadi target utama aspek epistemologi, guna melahirkan suatu disiplin ilmu tertentu, sebab Epistemologi mengkaji secara filosofis tentang asal, struktur, metode, validitas dan tujuan ilmu pengetahuan, serta menjelaskan apa yang disebut kebenaran dan kriterianya, sekaligus menjelaskan cara yang dapat membantu diperolehnya kebenaran itu.
Theory of Knowledge
Dengan demikian, Epistemologi dapat diartikan sebagai teori tentang pengetahuan (theory of knowledge). Sedangkan dari segi terminologi, Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode, dan validitas pengetahuan.
Landasan Aksiologi membahas teori-teori nilai dan upaya mendeskripsikan tentang kebaikan dan perilaku yang baik. Dalam lingkup aksiologi bagaimana pengalaman atau implementasi dari pengetahuan yang di peroleh dapat dijadikan manfaat bagi orang lain. Sehingga pada dasarnya ilmu dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat.
Hanya dengan dua aspek utama, Ontologi dan Epistemologi inilah, lalu lahir berbagai cabang ilmu dan cabang pengetahuan yang hingga kini berkembang pesat, tidak seperti awal mula filsafat muncul yang hanya melahirkan beberapa disiplin ilmu logika, biologi, sosiologi, etika, estetika, ekonomi, dan metafisika, tapi lahir berbagai disiplin ilmu pengetahuan dari induknya yaitu filsafat, dengan melalui tiga aspek utama yang sangat penting telah diletakkan oleh para filosof Yunani bahkan hingga kini, yaitu Ontologi, Epsitemologi, dan Aksiologi.
Summary
Aksiologi adalah bidang yang menyelidiki nilai-nilai. Nilai dan implikasi aksiologi didalam pendidikan ialah pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai (nilai tindakan moral, nilai ekspresi keindahan dan nilai kehidupan sosio-politik) di dalam kehidupan manusia dan membinanya ke dalam kepribadian anak. Pertanyaan terkait aksiologi adalah apakah yang baik atau bagus? (Muhammad Noor Syam, 1986 dalam Jalaludin, 2007: 84).
Sehingga untuk melengkapi pertanyaan dari “apa” yang ada di kajian “ontologi’, kemudian penjelasan tentang pertanyaan dari pertanyaan “bagaimana” yang ada di kajian “epitemologi” ini kemudian perlu dilengkapi dengan apa yang dikaji dalam aksiologi. Mengapa demikian? Karena aksiologi ini membahas tentang daya manfaat dan daya guna dari bahasan tersebut, apakah memberi kemanfaatan dan berguna ataukah tidak memberikan manfaat dan tidak berguna.
Dapat disimpulkan bahwa aspek utama dalam kajian filsafat ilmu, Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi, selalu menjadi prolog yang dapat membedakan akar suatu pembahasan dengan pengetahuan yang melingkupi suatu akar pembahasan. Bahkan ada yang memposisikan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi sebagai tiga cabang dari filsafat itu sendiri.