Kupang, Suaranusantara.co – Anggota DPD RI asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto melakukan gerakan tanam jagung masal bagi para petani yang ada di wilayah NTT. Abraham juga menanam berbagai tanaman hortikultura bagi masyarakat seperti cabai, tomat, wortel, pepaya, melon, timun, terong, dan lain-lain.
“Ini salah satu upaya saya untuk mengatasi krisis pangan yang terjadi sekarang,” kata Abraham di Kupang, NTT, Kamis, 5 Oktober 2023.
Ia menargetkan akan menanam jagung pada lahan sekitar 50-100 hektar (ha) pada tahun 2023 ini. Sementara hortikultura akan ditanam diatas lahan 1-2 ha.
Kedua tanaman ini mulai ditanam pada Oktober ini dan akan panen akhir Desember atau awal Januari.
Anggota Komite I DPD RI ini mengaku bekerjasama dengan para petani dalam menjalankan program tersebut. Kemudian kerjasama dengan Bumdes-Bumdes yang ada di desa-desa.
Sementara untuk sedot air, pihaknya bekerjasama dengan Korem 161/Wira Sakti Kupang.
“Saya menyediakan berbagai jenis bibit unggul dan pupuk,” tegas Abraham.
Senator yang sudah tiga periode ini menjelaskan para petani hanya menyediakan lahan. Diprioritaskan lahan yang dekat dengan aliran sungai agar mudah disedot airnya.
Pasalnya, tanam jagung dan hortikultura pada musim kering seperti sekarang ini butuh air. Jika tidak tersedia cukup air, tanaman akan mati.
“Nanti dari Korem 161/Wira Sakti Kupang akan menyediakan pompa hydrant tanpa listrik dan BBM untuk sedot air,” ungkap Abraham.
Dia menyebut pompa yang disiapkan Korem mampu menaikkan air sampai 40 meter dari permukaan sungai. Hal itu mengikuti kondisi sungai di NTT yang umumnya lebih rendah dari lahan petani. Sementara aliran air yang disebar bisa menjangkau hingga tiga kilometer.
“Korem 161/Wira Sakti Kupang menyediakan banyak pompa hydrant,” jelas Abraham.
Pemilik Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang ini mengklaim, saat ini, sudah ada proyek contoh di Desa Sumlili dan Desa Silu yang berada di wilayah Kabupaten Kupang. Di dua desa ini, tanaman Jagung sudah mulai bertumbuh. Tanaman hortikultura juga sudah mulai dikerjakan.
“Saya sedang mencari lahan di tempat lain. Mencari petani dan Bumdes yang mau kerjasama dan tertarik dengan program ini,” kata Abraham.
Dia mengemukakan Bumdes diperlukan karena sebagai badan usaha yang resmi yang berada di desa. Bumdes bisa menjadi tempat penyaluran bibit jagung atau hortikultura serta pupuk yang disiapkan. Bumdes juga bisa menampung hasil panen jagung atau hortikultura sebelum dijual ke pasar.
Pemilik Hotel Harper Kupang ini menegaskan, pihaknya tidak akan memanfaatkan hasil tanaman jagung atau hortikultura yang ditanam. Untuk jagung, hasilnya bisa ditampung di Markas Korem sebelum dijual ke pasar. Namun petani bisa juga bisa jual langsung ke pasar jika ada pembelinya.
Hal yang sama terjadi juga untuk tanaman hortikultura. Petani bisa jual langsung ke pasar sesuai harga yang berlaku.
“Jadi petani bisa jual langsung hasil pertaniannya. Jika tidak ada pembeli dalam jumlah banyak, bisa ditampung dulu di Markas Korem sambil menunggu pembeli dalam jumlah banyak,” tutup Abraham.