Kupang, Suaranusantara.co – Anggota DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar safari Natal di daratan Flores hingga Lembata. Safari dilakukan selama 10 hari yaitu 10-20 Desember 2023.
“Saya bertemu langsung dengan masyarakat. Mendengar keluhan dan aspirasi mereka,” kata Abraham di Kupang, NTT, Jumat, 22 Desember 2023.
Ia menjelaskan safari yang digelar sekaligus untuk menyambut pesta Natal. Dirinya ingin berbagi kasih dan sukacita bersama masyarakat.
“Selama lebih dari satu minggu, saya keliling Flores. Mulai dari Ende ke timur Flores hingga Lembata,” ungkap Abraham.
Pemilik Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang ini mengaku ada beberapa masalah yang diterimanya saat safari tersebut. Masalah-masalah itu akan ditindaklanjuti di pemerintah pusat.
Misalnya, Kemendagri mewajibkan tiap desa menggunakan aplikasi internet. Masalahnya, banyak desa di NTT atau Flores yang tidak punya sinyal internet. Kemudian keluhan para Kepala Desa (Kades) yang tidak diberi ruang otonomi dalam mengelola dana desa.
“Semua pengelolaan diatur ketat pemerintah pusat. Sampai ke hal teknis. Padahal desa-desa di Flores beda karakteristik dengan desa di Jawa. Mestinya tidak bisa disamakan gitu aja. Desa di Flores harus diberi ruang otonom untuk menyesuaikan di lapangan,” jelas pemilik Hotel Harper Kupang ini.
Masalah lain adalah kurangnya pelatihan dan pendampingan dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola Bumdes. Kondisi itu menyebabkan Bumdes tidak maksimal bekerja. Bahkan banyak Bumdes yang bangkrut karena kualitas SDM yang rendah.
“Butuh pelatihan untuk peningkatan SDM. Kalau dilepas begitu saja, ya hasilnya seperti sekarang, banyak Bumdes yang gagal,” tutur anggota Komite I ini.
Aspirasi lainnya berupa permintaan anggota Pendamping Keluarga Harapan (PKH) agar bisa mengikuti tes Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kelompok PKH berharap seleksi PPPK tidak hanya kepada guru dan perawat. Permintaan yang sama datang dari perangkat desa.
“Mereka ingin seperti guru dan perawat yang masuk seleksi PPPK. Mereka mau status yang jelas yang tidak bergantung pada kepentingan politik,” tegas Ketua Dewan Pembina Kadin Provinsi NTT ini.
Dalam safarinya, Abraham mengajak para Kades untuk membangun NTT melalui tiga program. Ketiga program itu adalah penguatan bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dia melihat desa bisa melakukan hal itu karena memiliki dana desa yang cukup.
“Manfaatkan dana desa untuk membangun tiga sektor tersebut. Ketika tiga sektor itu maju, otomatis desa pun akan maju,” saran Ketua Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Provinsi NTT ini.
Pada Oktober lalu, Abraham telah melakukan safari sepanjang daratan Pulau Timor hingga Rote dan Sabu. Saat itu, Abraham mengunjungi 31 kecamatan dan 260 desa. Dia pun mengkampanyekan hal yang sama yaitu bangun NTT lewat program pendidikan, kesehatan dan ekonomi.
“Saya keluar masuk kampung, desa, kecamatan. Saya ajak para Kades perkuat tiga bidang itu. Saya yakin dengan memperkuat tiga bidang ini, NTT akan cepat maju dan sejahtera,” tutup Abraham.