Kupang, Suaransantara.co – Anggota MPR/DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto mengemukakan empat pilar bangsa. Yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika adalah pemersatu bangsa. Keempatnya telah menjadi harga mati untuk bangsa ini yang tidak bisa di buang atau di ganti.
“Salah satu saja hilang atau di ganti maka bubar negara ini,” kata Abraham dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Bangsa di Kupang, Jumat, 13 Agustus 2021.
Ia menyebut mahasiswa menjadi tulang punggung dalam menjaga empat pilar tersebut. Pasalnya, mahasiswa merupakan generasi masa depan yang melanjutkan kepemimpinan bangsa ini, baik di tingkat pusat maupun daerah.
“Sekarang ini, banyak sekali mahasiswa yang telah terpapar ideologi lain seperti khilafah. Mereka mau menggantikan ideologi Pancasila. Saya harap di NTT ini, tidak ada mahasiswa yang ikut-ikutan terpengaruh dengan paham tersebut,” jelas anggota Komite I DPD ini.
Menjaga Empat Pilar Bangsa
Menurutnya, empat pilar telah dihasilkan dengan susah payah oleh pendiri bangsa, bahkan sampai mengorbankan jiwa. Maka tugas generasi sekarang dan generasi mendatang adalah menjaga agar empat pilar tetap kokoh. Sehingga bangsa Indonesia tetap berdiri tegak diantara bangsa-bangsa di dunia.
Ketua Kadin Provinsi NTT ini menyebut saat ini, banyak masyarakat yang sudah lupa akan empat pilar, termasuk mahasiswa. Hal itu karena derasnya pengaruh ideologi lain yang masuk ke negara ini. Misalnya ideologi khilafah atau radikalisme.
“Pengaruh ideologi luar ini sudah sampai ke desa-desa. Sementara pemahaman terhadap empat pilar bangsa sudah luntur. Jika tidak ada yang menggelorakan lagi, lama-lama kita semua lupa akan ideologi bangsanya,” tutur Abraham.
Senator yang sekarang masuk periode menjadi anggota DPD menyebut, yang saat ini gencar melaksanakan sosialisasi empat pilar hanya MPR. Namun kemampuan anggota MPR terbatas karena hanya terdiri atas 711 anggota yang berasal dari 34 provinsi di tanah air.
“Semua kita harus sama-sama gelorakan terus empat pilar ini. Hanya dengan terus kampanye, bisa mengalahkan ideologi khilafah yang sedang berpengaruh di negara ini. Ideologi itu besar karena mengambil ruang kosong yang di tinggalkan setelah hilangnya penataran P4,” tutup Abraham.