Jakarta, Suaranusantara.co – Pakar Hukum Pidana, Suparji Ahmad mengecam insiden penembakan oleh seorang oknum polisi terhadap seorang anggota TNI Angkatan Darat di Kafe RM, Cengkareng, Jakarta Barat. Menurutnya, insiden itu merupakan tindakan yang sangat biadab.
“Menurut saya ini tindakan yang sangat biadab, karena menembak mati di tempat tiga orang. Bahkan salah satunya merupakan anggota TNI AD,” ujar Suparji dalam keterangan persnya, Kamis 25 Februari 2021.
Menurutnya, pelaku tersebut bisa dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Sebab, sudah terang bahwa ada tiga orang yang meninggal akibat penembakan itu.
“Unsur-unsur dalam pasal 338 KUHP sudah terpenuhi dengan adanya korban yang tewas itu,” jelas Suparji.
Menurutnya, harus ada evaluasi terhadap lingkungan mereka, terutama terkait kondisi psikologis. Hal ini agar kejadian serupa tidak terulang.
“Senjata api tidak bisa digunakan semena-mena oleh siapapun.Jika harus digunakan pun, fungsinya untuk melumpuhkan bukan mematikan. Jadi perlu ada evaluasi dalam penggunaan senjata api terlebih soal psikologis, ” tukasnya.
Lebih lanjut, Suparji mengapresiasi langkah cepat Polri yang langsung menangkap pelaku. Ia berharap, proses hukum berjalan adil, transparan dan akuntabel.
Di ketahui, pelaku penembakan ini adalah seorang oknum polisi. Pelaku pun dan sudah di tangkap dan diamankan di Polda Metro Jaya.
Baca juga: Satu Brimob Tewas dalam Baku Tembak dengan KKB Papua, 2 Luka
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius D Fakhiri menyatakan satu anggota Brimob gugur dalam kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kampung Mauberi, Kabupaten Puncak, Papua.
“Memang benar dalam kontak tembak Selasa (27/4), satu anggota brimob yakni Bharada Komang meninggal, sedang dua lainnya terluka. Proses evakuasi saat ini sedang berlangsung,” kata Mathius Fakhiri kepada Antara.
Fakhiri mengatakan baku tembak antara aparat keamanan TNI-Polri dengan KKB itu terjadi sekitar pukul 11.30 WIT. Saat ini pengejaran terhadap KKB masih berlangsung.
“Belum bisa di pastikan itu dari kelompok mana, karena anggota masih melakukan pengejaran dan sebagian melaksanakan evakuasi korban,” ujar Fakhiri.