Yogya, Suaranusantara.co – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X, atau Sultan HB X mengungkapkan perekonomian DIY awal tahun ini mulai menggeliat di tengah masih adanya tekanan pandemi Covid-19.
“Triwulan I tahun 2021 perekonomian mengalami pertumbuhan sebesar 6,14 persen di bandingkan dengan triwulan I tahun 2020,” kata Sultan HB X Selasa 18 Mei 2021.
Meski ekonomi tumbuh, ujar Sultan, masih perlu upaya untuk meningkatkan karena pertumbuhan ekonomi DIY pada periode tahun sebelumnya sempat minus hingga 2,59 persen.
Sultan menuturkan, usai mengikuti video conference dengan Presiden RI, Joko Widodo pada Senin 17 Mei 2021, ada dua hal pokok yang musti di respon daerah saat ini.
Pertama soal penuntasan penanganan Covid-19 dan kedua masalah ekonomi. Secara nasional, ekonomi Indonesia masih minus 2,93 persen. Angka ini di harapkan menjadi pencerminan pertumbuhan ekonomi daerah-daerah.
“Dari kondisi itu, perekonomian di DIY bisa tumbuh mencapai angka 7 persen pada kuartal kedua nanti,” kata Sultan.
Pertumbuhan Ekonomi Positif
Sultan menuturkan, dengan geliat ekonomi DIY saat ini, provinsi DIY masuk ke dalam 10 provinsi di Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang positif di tengah pandemi pada kwartal I tahun 2021.
Sultan menuturkan, sektor-sektor yang berkontribusi dan menunjukkan pertumbuhan itu meliputi bidang informasi dan telekomunikasi. Lalu pengadaan air dan konstruksi pertanian.
Menurut Sultan, tumbuhnya sektor informasi dan telekomunikasi ini dipicu adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sebagian besar aktivitas masyarakat yang semula luring berubah menjadi daring demi mencegah penyebaran virus Covid-19.
“Perekonomian DIY yang tumbuh ini harus di sikapi dengan bijak agar lebih merata dan dapat di nikmati oleh seluruh masyarakat,” ujarnya.
Di banding periode yang sama tahun sebelumnya, struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DIY mengalami pergeseran.
Pangsa kontribusi penyediaan akomodasi dan makan minum tergeser oleh sektor informasi dan komunikasi. Hal ini menunjukkan, lapangan usaha akomodasi dan makan minum, terkait dengan dunia pariwisata masih terpuruk akibat pandemi.
“Kami harap Dinas Pariwisata, Dinas Koperasi dan UKM, serta dinas-dinas terkait dapat merespon dengan baik. Upayanya dengan mengoptimalkan sertifikasi CHSE, market hub Sibakul dan inovasi-inovasi sosial ekonomi lainnya,” kata Sultan.