@Annaversary Journal
Papua Barat, Suaranusantara.co – Suku Asmat sangat terkenal dengan tradisi dan kesenian mereka yang unik dan memiliki nilai-nilai tersendiri. Mereka adalah seniman, pemahat dan pengukir yang handal, dan kepiawaian mereka mendapat pengakuan hingga tingkat internasional.
Jenis ukiran suku Asmat sangat banyak dan beragam. Namun pada umumnya melambangkan kisah tentang leluhur, kehidupan dan ungkapan cinta mereka terhadap alam. Selain unik, ciri khas seni pahat Suku Asmat memiliki pola yang bersifat naturalis. Rumitnya pola-pola tersebut, membuat karya ukir Suku Asmat bernilai tinggi dan diburu turis asing penggemar karya kesenian dan kebudayaan.
Banyak yang mengagumi keahlian dan kemampuan seni suku Asmat. Sebab meski mereka memahat dan mengukir tanpa pola atau desain, serta hanya menggunakan peralatan sederhana, namun hasil karya seni mereka begitu indah dan sempurna, hingga UNESCO menobatkan ukiran Asmat ini sebagai warisan budaya dunia.
Seni Eksotis Yang Mendunia
Suku Asmat asal Papua ini meyakini bahwa dalam memahat ada bimbingan roh para leluhur yang memberikan gambaran di benak pikiran yang sampai lewat bisikan dari roh leluhur. Setelah mengetahui pahatan seperti apa yang harus mereka buat, maka sang pemahat (wowiwir) akan pergi ke hutan untuk mencari kayu yang mereka butuhkan.
Ketika menemukan kayu yang sesuai keinginan, bukan berarti wowiwir dapat langsung menebang pohon tersebut. Mereka akan melakukan ritual dulu untuk meminta izin kepada nenek moyang supaya pohon tersebut dapat berguna sesuai keinginan. Ketika akan menebang pohon pun mereka harus meminta izin kepada matahari karena suku ini sangat menghormati matahari sebagai pemberi kehidupan.
Setelah prose penebangan pohon, kayunya tidak langsung di ambil dan di bawa pulang, tapi di diamkan dulu satu malam. Wowiwir memberi sesaji berupa sagu bakar dan rokok. Selama mengukir, ada larangan bagi anak perempuan atau istri untuk mendekat, namun anak laki-laki kapan pun boleh melihat mereka mengukir.
Selain kesenian, salah satu tradisi yang sangat menarik adalah rumah Bujang atau Jew. Rumah ini adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan suku Asmat. Jew menjadi rumah utama tempat mengawali segala kegiatan suku Asmat di tiap desa yang ada. Begitu pentingnya, hingga dalam mendirikan Jew pun ada upacara khusus. Hanya kaum pria yang belum menikah yang boleh tinggal di Jew. Sesekali kaum wanita boleh masuk tetapi harus dalam situasi pertemuan besar.
Seni Tari dan Nyanyi
Suku Asmat banyak memiliki kesenian tari dan nyanyian. Mereka menampilkan tari-tarian berikut nyanyian ini ketika menyambut tamu, saat masa panen, dan penghormatan kepada roh para leluhur. Mereka sangat hormat kepada para leluhurnya, hal ini terlihat dari setiap tradisi yang mereka miliki.
Walaupun kini kebudayaan modern sudah banyak berpengaruh pada kehidupan mereka, namun tradisi dan adat Asmat tetap lestari. Suku ini memiki kebudayaan yang luar biasa dan layak menjadi obyek utama yang patut di pelajari lebih jauh saat berkunjung ke Papua.