Jakarta, Suaranusantara.co – Sirih-Pinang merupakan suguhan bermaknsa filosofis yang menjadi tradisi leluhur di beberapa daerah di nusantara. Tradisi ini sesungguhnya melambangkan persahabatan dan keharmonisan.
Sama halnya ketika ada tamu yang datang, tuan rumah menyuguhkan kopi atau teh, lalu menikmati minuman itu bersama-sama. Demikian pula dengan sirih-pinang. Ketika tuan rumah menyuguhkannya, tamu bersama dengan tuan rumah dan keluarganya menikmatinya bersama.
Dengan suguhan ini, berarti tuan rumah mengirimkan pesan persahabatan. Atau kedatangan tamu diterima dengan gembira oleh tuan rumah dan keluarga serta kerabatnya.
Bahkan di daerah pedalaman di Indonesia, yang menyuguhkan sirih-pinang adalah ketua adat. Ini bukan saja melambangkan persahabatan, tetapi juga bentuk penghormatan. Jika para tamu juga menikmatinya, berarti mereka menerima persahabatan dan penghormatan. Dan pada saat yang sama, tamu pun menghormati tuan rumah.
Filosofi Sirih-Pinang
Suguhan ini memiliki makna filosofis yang sangat tinggi. Para leluhur di nusantara ini sejak dulu kala selalu dekat dengan alam secara gerak laku kehidupan yang selaras dengan alam.
Karena mereka menyadari bahwa manusia pun adalah bagian dari alam. Sehingga dalam setiap gerak kehidupan masyarakat, manusia bukan hanya selaras dengan sesama, tetapi juga dengan alam. Sebab manusia dan alam sama-sama ciptaan Tuhan, dan tidak terpisahkan.
Dengan selaras dan harmonisnya antara manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam, terciptalah kerukunan dan keharmonisan sehingga membawa perdamaian dan keseimbangan dalam kehidupan.
Dalam sajian sirih-pinang tersirat bukan hanya simbol persaudaraan dan rasa hormat, tapi juga terkandung pandangan leluhur Nusantara terkait hubungan antara manusia dengan alam.
Jadi sirih-pinang melambangkan alam atau lingkungan, dan dengan suguhan sirih-pinang antar manusia, menjadi simbol warisan budaya leluhur untuk saling menghormati kesemuanya, dalam arti yang luas dan arti yang amat dalam.
Sirih-pinang juga merupakan lambang suguhan beramah tamah. Kedatangan tamu menunjukkan keramahan sang tamu yang bertandang menemui tuan rumah. Sebaliknya, tuan rumah yang secara terbuka bersedia menerima kedatangan tamu, berarti hal ini juga menunjukkan keramahtamahan.
Simbol Keselarasan
Persembahan sirih-pinang merupakan sarana masyarakat nusantara untuk menyelaraskan diri dengan alam.
Manusia mengambil dari alam untuk kebutuhan dan kesejahteraan hidupnya, maka manusia harus membuat persembahan sebagai ungkapan terima kasih kepada alam. Jadi sajian sirih-pinang merupakan media komunikasi antara manusia dengan alam.
Hidup selaras dengan sesama manusia dan alam berarti manusia menyadari hakikat dari kehidupan manusia yang saling bergantung, karena manusia adalah makhluk sosial.
Para leluhur nusantara memberikan pesan berupa teladan melalui suguhan sirih-pinang ini, bahwa berbuat baik terhadap sesama manusia dan alam berati sama artinya dengan berbuat baik terhadap diri manusia itu sendiri.