Barcelona, Suaranusantara.co – Pelatih Barcelona Ronald Koeman menyesali kekalahan timnya dari Celta Vigo pada pertandingan La Liga Spanyol di Camp Nou, Minggu 16 Mei 2021.
Dengan kekalahan tersebut, peluang mereka menjadi kampiun musim ini tertutup rapat. Sebab pada saat bersamaan, pesaing mereka, Atletico Madrid dan Real Madrid, sama-sama memetik kemenangan pada laga terpisah.
Meskipun, Azulgrana sempat unggul 1-0 terlebih dahulu lewat gol Lionel Messi, sebelum disamakan oleh Santi Mina. Malapelata untuk Los Cules terjadi setelah Clement Lenglet mendapat kartu merah menit ke-83. Unggul jumlah pemain berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh Celta Vigo. Santi Mina lagi-lagi membobol gawang Marc-Ander ter Stegen hanya satu menit sebelum waktu normal usai.
Dengan satu laga sisa, Barcelona dipastikan gagal mengejar perolehan angka Atletico Madrid dengan 83 poin dan Real Madrid yang sudah mengumpulkan 81 angka. Barcelona sendiri baru mengoleksi 76 poin. Artinya nilai maksimal mereka musim ini hanya 79. Itu pun kalau memenangi laga terakhir.
Malahan posisi mereka di peringkat tiga klasemen terancam diambil alih oleh Sevilla yang mengantongi 74 poin. Lionel Messi dan kawan-kawan hanya butuh hasil imbang untuk mengunci tempat ketiga karena unggul selisih gol jauh dengan Sevilla.
Namun kalau kalah lagi pada laga pemungkas, maka Barcelona akan mengakhiri musim ini di peringkat empat klasemen akhir. Posisi ini memaksa mereka melakoni Liga Champions musim depan sejak dari babak kualifikasi.
Frustrasi
Kondisi ini membuat Ronald Koeman frustrasi. Pasalnya, mereka sempat di sebut-sebut sebagai calon kuat juara musim ini. Setelah penampilan Atletico terseok-seok dan mereka tampil membara. Sayang, harapan itu pupus oleh kecerobohan para pemain Barcelona sendiri.
Mereka justru tampil melempem dalam beberapa laga terakhir di tengah persaingan sengit dengan Los Rojiblancos dan Los Blancos.
Di mata Koeman, situasi ini mencerminkan masalah pokok yang di alami Barcelona sepanjang musim. Artinya mereka belum keluar dari persoalan utama yang mereka hadapi itu.
“Bila kita berbicara tentang babak pertama, itu adalah sebuah refleksi tentang apa yang terjadi pada kami pada lebih dari satu laga. Kami bermain dengan baik dan dengan peluang yang begitu banyak. Sementara lawan hanya memiliki satu serangan yang menghasilkan gol dan memaksa kami masuk ruang ganti pada pertengahan babak dengan skor 1-1. Ini pukulan mental yang luar biasa bagi kami,” kata pelatih asal Belanda itu sebagaimana di kutip dari Marca.com.
Ia melanjutkan, “Babak kedua berjalan tidak terlalu bagus. Pada akhirnya, kami kalah 1-2 dan ini selalu terjadi ketika kami sedikit tidak beruntung.”