Oleh: Ami Rachmat
Depok, Suaranusantara.co – Catatan Kronik, buku kedua karya Natasha Rizky, menarik perhatian saya. Buku ini berisi kumpulan puisi yang terinspirasi dari perjalanan kehidupan pribadi Natasha bersama keluarga dan para sahabatnya. Banyak yang menduga-duga, puisi “Pura-Pura” adalah curhatan kehidupan pernikahannya, karena Natasha akhirnya memutuskan untuk mengakhiri pernikahannya dengan Desta Mahendra.
Puisi ini berkisah tentang cinta yang tak lagi sama, karena mengesankan perpisahan yang menjadi isyarat tentang keretakan rumah tangga mereka. Saya suka karya Natasha ini karena kisah hidupnya hampir sama dengan apa yang saya alami dalam kehidupan pernikahan dan bagaimana saya bertahan bersama anak-anak. Ini memang bukan jalan yang mudah, namun memberikan pelajaran hidup yang luar biasa.
Catatan Kronik bukan menceritakan pencapaian Natasha dalam hidupnya, apalagi keberhasilannya, tapi sebuah jurnal yang berisi tentang segala hal. Menurut saya, seluruh puisi dalam buku ini menggambarkan perasaan yang tak terhingga. Bukan hanya kebahagiaan, kekaguman, rasa syukur, cinta, dan harapan saja, tapi juga kemarahan, kesedihan, perasaan malu, takut, lelah, bahkan luka.
Saat rilis, Natasha mengaku sangat senang, tetapi juga gugup saat merilis buku keduanya ini. Mengapa? Karena keseluruhan isinya bersifat pribadi dan mengisahkan banyak tentang kehidupannya bersama orang-orang terdekatnya.
Rangkaian kata-kata puisi Natasha di buku ini bisa saya pahami sebagai ekspresi batin dalam memandang dunia. Pengalaman yang tersaji dalam puisi adalah cerita yang bisa saja dialami oleh perempuan-perempuan lainnya. Sementara desain tiap-tiap halaman ini terbilang unik dan kreatif karena beda dengan tampilan novel yang isinya full text. Menariknya lagi, ada halaman-halaman kosong yang tersedia yang bisa kita isi dengan cerita kita sendiri. Unik, menarik dan sangat menginspirasi.