Kupang, Suaranusantara.co – Anggota MPR sekaligus DPD RI asal Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto melakukan kegiatan sosialisasi Empat Pilar di Kupang, NTT, Senin, 25 April 2022. Kegiatan sosialisasi dilakukan dalam rangkaian peringatan Hari Kartini yang diperingati tiap tanggal 21 April.
Dalam paparannya, Abraham mengemukakan perjuangan emansipasi adalah satu nilai luhur Pancasila. Perjuangan itu harus terus digelorakan kapan pun dan di mana saja.
“Kita berterima kasih kepada pahlawan kita, ibu RA Kartini. Tanpa dia, tidak ada perjuangan emansipasi di negara ini,” kata Abraham.
Ia menjelaskan Kartini berani melawan penjajah bangsa ini. Caranya dengan memperjuangkan emansipasi yaitu kesetaraan hak antara kaum pria dan wanita, terutama kepada wanita pribumi. Pasalnya, pada masa penjajahan, kaum perempuan tidak diperhatikan oleh penjajah.
“Masa penjajah, perempuan dianggap hanya mengurusi urusan rumah tangga dan mengasuh anak. Kartini kemudian berjuang membebaskan perempuan dari keterbelakangan pendidikan. Itu tidak mudah karena berada di bawah todongan senjata penjajah,” jelas anggota Komite I DPD ini.
Menurutnya, empansipasi sebagai satu nilai luhur terkandung dalam sila kedua Pancasila yang berbunyi kemanusiaan yang adil dan berada. Prinsip dalam sila ini menekankan perlakuan yang sama dan sederajat tiap-tiap individu. Artinya, tidak ada perbedaan, pengasingan, atau merendahkan antara indivudu satu dengan individu lain.
“Semua sama karena sama-sama ciptaan Tuhan. Maka tidak boleh ada yang merasa paling benar, paling suci, paling baik, paling berjasa. Prinsip ini yang menjadi perjuangan Kartini. Kita harus bisa teruskan,” tutur pemilik Universitas Citra Bangsa Kupang ini.
Dia berharap di masa mendatang, tidak ada yang menghilangkan prinsip emansipasi ini. Setiap rezim yang berusaha menghilangkan prinsip emansipasi harus dilawan karena melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
“Zaman sekarang, kita menyebutnya persamaan HAM atau kesetaraan gender. Dulu, Kartini menyebutnya emansipasi. Ini tidak boleh hilang oleh kekuatan apa pun,” tegas Abraham.
Senator tiga periode ini mengingatkan kaum muda akan pengaruh segelintir orang yang ingin mengantikan ideologi Pancasila. Jika ideologi Pancasila hilang, prinsip emansipasi juga akan hilang. Kondisi ini harus dijaga dengan cara jangan tergoda untuk mengikuti ideologi lain selain Pancasila.
“Ideologi Pancasila sudah final untuk bangsa ini. Jangan lagi ada yang punya niat untuk memasukan ideologi lain. Karena bisa menghacurkan sendi-sendi yang sudah dibangun, termasuk nilai emansipasi,” tutup Abraham.