Oleh: Anna Saraswati, FH Universitas Al-Azhar Indonesia | Kamis, 4 Januari 2024
Jakarta, Suaranusantara.co – Filsafat Politik menjadi pembahasan yang menggelitik keingintahuan para tokoh yang mempelajari ilmu hukum atau filsafat hukum. Buku ‘Political Philosophy, A Very Short Introduction‘ karya David Miller, terbitan Oxford University Press, NY, USA seolah membuktikan hal ini.
Miller mengawali pembahasannya dengan pertanyaan mengapa kita membutuhkan filsafat politik, dengan menyandarkannya pada ilustrasi fresco (lukisan dinding) di Palazzo Pubblico, Sienna. Fresco ini amat populer di kalangan pecinta seni budaya, serta mahasiswa dan sarjana filsafat politik, yang pada permukaannya terukir kata-kata ‘The Allegory of Good and Bad Government’.
Miller menggunakan mahakarya Ambrogio Lorenzetti untuk menjelaskan gambaran sifat dari pemerintahan yang baik dan buruk. Ia menggambarkannya melalui tokoh-tokoh yang mewakili kualitas penguasa yang seharusnya, tentang apa yang tidak seharusnya dimiliki oleh penguasa. Lukisannya juga menunjukkan dampak pemerintahan yang baik maupun buruk, terhadap kehidupan orang biasa.
Filsafat Politik
Saat berdiskusi dengan rekan-rekan dari salah satu perguruan tinggi swasta Islam terbaik di Jakarta, Universitas Al-Azhar Indonesia, pembahasan tentang Lorenzetti kian menarik. Terutama karena terlihat bahwa Lorenzetti menggambarkan dampak pemerintahan yang baik yang hidup di kota maupun di pedesaa di mana kehidupan masyarakat dengan pemerintah nampak baik tampak teratur dan sejahtera.
Para pengrajin dalam lukisan tersebut melakukan transaksi, pedagang membeli dan menjual barang. Terlihat pula para bangsawan menunggang kuda dengan hiasan yang meraih. Di sekitarnya nampak sekelompok penari yang bergandengan tangan membentuk lingkaran.
Terdapat pesan pada spanduk yang diangkat tinggi-tinggi oleh sosok bersayap yang merpresentasikan ‘Keamanan’, yang bertuliskan “Without fear every man may travel freely and each may till and sow, so long as this commune still maintains this lady sovereign, for she has stripped the wicked of all power.”
Sementara pada sisi lain, merepresentasikan pemerintahan jahat, dengan pesan yang nampak sama jelasnya, yakni ‘Penguasa Jahat’ yang sekelilinya menggambarkan sifat buruk antara lain ‘Keserakahan, Kekejaman, dan Kebanggaan’. Gambaran ini lengkap dengan ilustrasi kota di bawah pendudukan militer, dan pedesaan tandus hancur oleh tentara hantu.
Tampak sosok ‘Ketakutan’ yang memegang prasasti yang bertuliskan “Because each seeks only his own good, in this city Justice is subjected to tyranny; wherefore along this road nobody passes without fearing for his life, since there are robberies outside and inside the city gates“.
‘Allegory of Good and Bad Goverment’
Kita dapat mendefinisikan filsafat politik sebagai penelitian tentang sifat, sebab, dan akibat dari pemerintahan yang baik dan buruk. Lorenzetti menggambarkan filsafat politik tidak hanya dengan cara merangkum makna pencariannya. Ia juga mengungkapkan dengan cara-cara yang menonjolkan berbagai sisi baik atau buruknya.
Penulis buku ini menyampaikan bahwa fresco karya Lorenzetti menganduk makna bahwa pemerintahan yang baik ataupun yang buruk sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Aturan tentang keadilan dan kebajikan memungkinkan setiap orang biasa untuk bekerja, berdagang, berburu, menari, dan melakukan semua hal guna memperkaya eksistensi manusia. Sementara di sisi lain terlihat bentuk kejahatan, yang mengilustrasikan tirani yang berkembang hingga menyebabkan munculnya kemiskinan dan kematian.
Miller menegaskan, bahwa inilah gambaran tentang apa yang membuat perbedaan dalam hidup, terlepas dari apakah kita diatur secara baik atau buruk. Namun kita tidak dapat berpaling dari politik. Kita juga tidak dapat beringsut mundur untuk memikirkan kehidupan pribadi saja, hanya karena membayangkan cara kita diatur berdampak mendalam bagi kebahagiaan pribadi.
Pada fresco ini juga tergambar Sala dei Nove (Kamar Sembilan) yakni dewan yang terdiri dari 9 pedagang kaya yang memerintah kota di awal abad ke-14. Tujuan ilustrasi ini adalah untuk mengingatkan tanggung jawab penguasa terhadap orang-orang Siena. Demikian juga sebagai perayaan pemerintahan republik yang terbentuk saat terjadi kekacauan politik yang cukup besar di banyak kota di wilayah Italia.
Penggambaran dampak buruk pemerintahan yang jahat ini merupakan pengingat tentang apa yang mungkin terjadi. Yakni apabila penguasa kota lalai dalam menjalankan tugasnya terhadap rakyat. Atau bisa juga sebaliknya, apabila rakyat gagal dalam menjalankan tugasnya untuk mengawasi wakil rakyat.
Makna Ilustrasi Filsafat Politik
Fresco ini menyampaikan pelajaran yang berharga, bahwa kita semua dapat mengetahui yang membedakan antara kebaikan pemerintah jika membandingkannya dengan yang buruk. Kita dapat melakukan hal itu dengan cara memperhatikan dampak dari masing-masing bentuk pemerintahan.
Dengan demikian kita dapat mempelajari kualitas seperti apa yang ingin kita pertahankan, dan dengan demikian kita pun dapat menentukan bentuk pemerintahan yang terbaik.
Sehingga artinya, pengetahuan politik itu sangat perlu. Miller menegaskan lagi bahwa fresco karya Lorenzetti menyimpan makna mengenai semua itu. Sang seniman menggambarkan penguasa yang bijaksana sebagai sosok dengan tokoh-tokoh yang mengelilinginya. Mereka merepresentasikan kualitas, sebagaimana filosofi politik masa itu yang mencirikan bentuk pemerintahan yang baik.
Pada prologue, Miller menyampaikan keinginannya agar siapa saja bisa membaca buku ini, meski mereka tidak pernah mengenal apa itu filsafat politik. Oleh sebab itu ia berusaha keras untuk menulis dengan penjelasan sesederhana mungkin dengan contoh-contoh dan membatasi penggunaan jargon.
Fakultas Hukum merupakan salah satu dari 5 fakultas yang tersedia di Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) menjadi pengalaman yang menyenangkan karena mahasiswa dapat saling bertukar pikiran baik dengan sesama rekan mahasiswa maupun dengan para dosen, dan mereka yang menyenangi pembahasan dengan pemikiran yang mendalam umumnya menyukai filsafat.