Singapura, Suaranusantara.co – Fakta unik warga Singapura, banyak terlihat dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kebiasaan perseorangan atau kelompok bisa menjadi kebiasaan masyarakat. Bukan hanya unik tapi juga menarik untuk di simak.
- Bangga dengan Bandara Internasional Changi
Singapura merupakan negara terkecil di dunia, yang tidak memiliki sumber daya alam yang kaya seperti Indonesia dan negara lain di dunia. Sehingga tak heran jika Changi Airport menjadi kebanggaan mereka. Karena bandara ini memiliki fasilitas modern dan pelayanan yang sangat excellent yang di akui dunia.
Selain itu bandara inipun telah banyak menyabet penghargaan bergengsi tingkat internasional. Changi memang terkenal dengan layanan check-in, kedatangan, belanja, transfer, keamanan, imigrasi dan gerbang keberangkatan yang dapat di andalkan.
- Susah Memiliki Mobil Pribadi
Rekan saya dari Singapura mengatakan, orang Indonesia lebih kaya karena bisa membeli mobil, bahkan satu orang bisa punya 3 mobil sekaligus (walau kredit). Sementara warga Singapura sangat susah untuk bisa membeli mobil karena harganya teramat mahal dan masa berlaku hanya dibatasi 10 tahun saja.
Belum lagi pajak tahunan yang tinggi, biaya perawatan, denda, dll. Namun menurut saya, manajemen hub transportasi publik di Singapura jauh berbeda dengan Indonesia. Pembatasan masa berlaku kepemilikan mobil pribadi pun bertujuan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dan polusi.
- Larangan Mengunyah Permen Karet
Walau terdengar lucu, namun ini merupakan hal serius yang di sikapi oleh Pemerintah Singapura yang mengeluarkan peraturan untuk tidak memproduksi, menjual dan mengonsumsi permen karet. Ini berawal ketika tahun 1987 ada beberapa penumpang yang menempelkan sisa permen karet ke sensor pintu MRT. Sehingga mengakibatkan pintu tidak berfungsi dengan baik dan mengganggu pelayanan publik.
Hal ini dapat menimbulkan kerusakan dan membutuhkan biaya perbaikan yang cukup signifikan. Maka pada tahun 1992, Perdana Menteri kedua Singapura, yaitu Goh Chok Tong, memutuskan larangan mengunyah permen karet.
- Menandai tempat dengan tissue
Ketika mengunjungi restoran dan ada tissue yang di tinggalkan di atas meja, janganlah duduk dis itu. Karena siapapun memang telah dengan sengaja meninggalkan tissue untuk menandai bahwa tempat itu adalah tempat duduknya. Ini memang gaya komunikasi dan kebiasaan yang unik, tetapi sudah umum di kalangan warga Singapura.
- Tinggal di Apartemen
Keterbatasan lahan di Singapura membuat Pemerintah harus mengelola tempat tinggal penduduk dan apartemen menjadi solusi utama. Orang Singapura ada yang menyampaikan lelucon ‘pigeon hall’ untuk tempat tinggal mereka.
Ini karena rata-rata bentuk apartemennya kubikal, seperti sarang burung dara. Meski sebutannya apartemen, tapi fasilitasnya lebih mirip rusun di Jakarta dan banyak aturan Pemerintah yang harus mereka taati. Jika tidak, mereka wajib membayar denda jika melanggar.
Pengelolaan tempat tinggal ini di jalankan oleh Housing and Development Board (HDB) yaitu lembaga negara di bawah Kementerian Pembangunan Negara yang mengemban tugas di bidang perumahan publik. Perumahan yang di kelola HDB umum di sebut perumahan HDB.
Teman-teman Singapura mengatakan bahwa orang Indonesia lebih kaya karena bisa bebas memiliki rumah pribadi (landed house). Opini ini bisa di mengerti, karena untuk memiliki sebuah rumah mewah di Singapura, sertifikat tanah tetap milik Pemerintah, dan sebagian besar rumah di sana statusnya hanya hak guna pakai saja.