Oleh: Anna Saraswati, FH Universitas Al-Azhar Indonesia
Jakarta, Suaranusantara.co – Bronisław Malinowski (1884-1942) yang lahir di Kraków, Polandia, berasal dari keluarga bangsawan. Ayahnya adalah profesor ilmu Sastra Slavik, sedangkan sang ibu merupakan putri dari keluarga seorang tuan tanah. Ketika kecil, Malinowski adalah seorang anak yang lemah, tapi sangat pintar di bidang akademis. Ia lulus dari Fakultas ilmu Pasti dan ilmu Alam di Uviversitas Cracow.
Ketika menjalankan studi, Malinowski gemar membaca tentang folklor (cerita rakyat, legenda, dan semacamnya) sehingga tertarik dengan bidang ilmu psikologi. Hingga ia belajar di Leipzig, Jerman, dibawah bimbingan guru besar psikologi, W. Wundt, yang sangat terkenal ketika itu.
Malinowski menjadi tertarik dengan ilmu etnologi dan melanjutkan studi di bidang sosiologi empirikal karena ilmu ini lebih dekat pembahasannya dengan folklor. Ia lulus dengan gelar Doktor dari London School of Economics (Inggris) pada tahun 1916. Pria ini menyumbangkan dua buah buku sebagai ganti disertasi, yaitu The Family Among the Australian Aborigines (1913) dan The Native of Mailu (1913). Kedua buku ini ia tulis tanpa sekalipun melakukan penelitian lapangan.
Bronislaw Malinowski merupakan salah seorang tokoh antropologi yang menggagas dan berhasil mengembangkan teori fungsionalisme dalam ilmu antropologi. Ia mengembangkan teori dengan menekuni penelitian di lapangan. Kepulaun Trobriand di wilayah Pasifik menjadi obyek penelitian. Dan dari sinilah Malinowski melahirkan berbagai karya tulisan yang mengagumkan bagi kalangan antropolog. Salah, satu karya yang terkenal adalah “Argonauts of The Western Pacific”.
Pada tahun 1921 sosiolog ini mulai menulis buku-buku tentang hasil penelitiannya di Papua Nugini. Buku pertamanya, Argonauts of the Western Pacific (1922) telah banyak menarik perhatian dunia ilmu etnologi dan antropologi pada masanya. Lalu pada tahun 1924 Malinowski menjadi Lektor, dan ia menerbitkan buku yang kedua mengenai Trobriand, yaitu Crime and Custom in Savage Society (1926). Setahun kemudian ia mendapat kepercayaan menjadi guru besar penuh dalam ilmu Antropologi.
Hasil Penelitian
“Argonauts of the Western Pacific” (1922) menggambarkan tentang sistem Kula, yakni berdagang dengan iringan upacara ritual di lingkungan penduduk di kepulauan Trobriand dan sekitarnya. Masyarakat berdagang dengan menggunakan perahu kecil bercadik menuju pulau lain yang berjarak cukup jauh. Perdagangan ini berupa tukar menukar (barter) berbagai bahan makanan, barang-barang kerajinan, alat-alat perikanan, dan lain-lain. Yang paling menarik perhatian adalah bentuk pertukaran perhiasan yang oleh penduduk Trobriand sangat berharga dan memiliki nilai yang tinggi.
Malinowski mencatat seluruh kegiatan dan kasus-kasus yang konkret selama penelitian. Menurutnya, perlu kemampuan ketrampilan analitik agar dapat memahami latar dan fungsi dari aspek yang diteliti, adat dan pranata sosial dalam masyarakat. Ia merumuskannya ke dalam tingkatan abstraksi mengenai fungsi aspek kebudayaan, yakni:
- Adanya saling keterkaitan secara otomatis, pengaruh dan efeknya terhadap aspek lainnya
- Konsep yang dtetapkan oleh masyarakat yang bersangkutan
- Berbagai unsur dalam kehidupan sosial masyarakat yang terintegrasi secara fungsional
- Esensi kegiatan yang berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan dasar biologis manusia.
Melalui tingkatan abstraksi inilah, Malinowski mempertegas inti dari teorinya dengan mengasumsikan bahwa segala kegiatan atau aktifitas manusia dalam unsur-unsur kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri mahluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya. Contohnya, kelompok sosial atau organisasi yang awalnya merupakan kebutuhan manusia yang senang berkumpul dan berinteraksi. Kemudian perilaku ini berkembang dalam bentuk yang lebih solid dalam pengertian bahwa perkumpulan tersebut dilembagakan melalui rekayasa manusia.