Papua, Suaranusantara.co – Cendrawasih Botak adalah burung endemik yang berasal dari Raja Ampat, Papua Barat. Burung endemik adalah burung-burung yang daerah sebarannya terbatas di wilayah tertentu.
Cendrawasih botak adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21 cm, dari marga Cicinnurus. Nama ilmiah burung cenderawasih botak adalah Cicinnurus respublica. Sedangkan dalam bahasa Inggris, burung ini di namai Wilson Bird of Paradise, untuk menghormati Edward Wilson.
Cendrawasih botak hanya ada di hutan dataran rendah pada Pulau Waigeo dan Batanta di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Habitat yang mereka sukai adalah hutan bukit pada ketinggian 300 mdpl.
Burung Surgawi
Cendrawasih botak jantan memiliki warna yang lebih cerah daripada burung betina. Bulunya berwarna merah pada bagian punggung, bagian tengkuk berwarna kuning, kepala berwarna turquoise, dada berwarna hijau, kakinya biru, dan ekornya ungu. Ada bagian melengkung di bagian ekornya. yang tidak terdapat pada burung betina.
Burung betina berwarna coklat dengan kulit kepala biru muda. Burung ini mempunyai banyak keunikan. Kombinasi warna bulu yang sangat lucu dan perilakunya untuk memperagakan diri terutama pada burung jantan yang gemar menari merupakan ciri khas tersendiri.
Burung ini di sebut botak karena pada bagian atas kepalanya tidak terdapat bulu. Bagian kepala membentuk petak-petak berwarna kelabu kebiruan.
Jenis burung ini juga mengeluarkan suara yang keras dan tajam. Dengan bertengger pada puncak pohon tertinggi, suara ini di ulang lima atau enam kali. Kicauan burung jantan mirip Cenderawasih belah-rotan, yaitu rangkaian nada parau di ulang dan rangkaian nada jernih diulang.
Burung Cendrwasih botak masuk dalam daftar jenis satwa yang di lindungi berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999. Burung pemakan buah dan serangga kecil ini masuk dalam burung yang terancam punah. Populasinya semakin menurun karena jumlah hutan yang menjadi habitatnya turut berkurang, sehingga masuk daftar CITES Appendix II.