Jakarta, Suaranusantara.co – Hombo Batu adalah tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara, yang telah berlangsung selama berabad-abad. Tradisi ini lestari bersama budaya megalit di pulau seluas 5.625 km persegi yang dikelilingi Samudera Hindia dengan populasi 700.000 jiwa.
Hombo Batu ini sangat unik dan memiliki nilai budaya yang tinggi. Pada zaman dulu di desa-desa di Kepulauan Nias, banyak terjadi peperangan antar desa. Sehingga banyak desa yang memasang pagar batu yang tinggi sebagai pertahanan desa mereka.
Inilah yang menyebabkan prajurit-prajurit Nias yang boleh pergi berperang harus berlatih lompat batu yang umumnya memiliki ukuran tinggi di atas 2 meter.
Saat ini perang adat sudah tidak pernah lagi terjadi dan Hombo Batu ini di teruskan sebagai budaya rakyat. Lompat batu saat ini di lakukan oleh pemuda Nias untuk menunjukan bahwa diri mereka sudah pantas di anggap dewasa dan matang secara fisik.
Warisan Tradisi
Tradisi Hombo Batu di wariskan turun-termurun di setiap keluarga dari ayah kepada anak lelakinya. Akan tetapi, tidak semua pemuda Nias sanggup melakukannya meski sudah berlatih sedari kecil. Masyarakat Nias percaya bahwa selain latihan, ada unsur magis dari roh leluhur dimana seseorang dapat berhasil melompati batu dengan sempurna.
Sejak usia 7 tahun anak laki-laki di Pulau Nias berlatih melompati tali yang tingkatannya terus meninggi, seiring usia mereka yang semakin bertambah. Bila saatnya tiba, mereka mulai melompati tumpukan batu yang berbentuk prisma terpotong setinggi 2 meter. Ini juga sekaligus menjadi parameter keberanian dan kedewasaan mereka sebagai keturunan pejuang Nias.
Tradisi Hombo Batu merupakan ritual budaya untuk menentukan apakah seorang pemuda di Desa Bawo Mataluo dapat di akui sebagai pemuda yang telah dewasa atau belum.
Para pemuda itu akan di akui sebagai lelaki pemberani dan memenuhi syarat untuk menikah apabila dapat melompati sebuah tumpukan batu yang tinggi.
Ada upacara ritual khusus sebelum para pemuda melompatinya. Sambil mengenakan pakaian adat, mereka berlari dengan menginjak batu penopang kecil terlebih dahulu untuk dapat melewati bangunan batu yang tinggi. Banyak pemuda yang begitu bersemangat untuk dapat melompatinya.
Hombo Batu tidak hanya memberikan kebanggaan bagi seorang pemuda Nias tetapi juga untuk keluarga mereka. Keluarga yang anaknya telah berhasil dalam hombo batu maka akan mengadakan pesta dengan menyembelih beberapa ekor ternak.
Tradisi ini tetap di lestarikan sampai sekarang terutama sebagai salah satu bentuk ritual upacara dan simbol budaya masyarakat Nias. Atraksi yang mengagumkan ini dapat di lihat di beberapa tempat, antara lain di Desa Bawo Mataluo (Bukit Matahari) atau di Desa Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan.