Bersama rombongan terbatas, Kepala Negara meninjau lokasi dan tempat pengungsian yang tepatnya berada di Desa Nele Lamadike, Kecamatan Ile Boleng.
“Sore hari ini saya berada di Adonara, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Setelah pagi tadi saya juga meninjau di Kabupaten Lembata,” ujar Presiden dalam keterangan persnya setelah peninjauan.
Presiden Jokowi mengatakan, warga terdampak bencana di lokasi tersebut nantinya juga akan di relokasi ke wilayah baru. Yang akan di tetapkan kemudian oleh pemerintah daerah. Dalam hal ini, pemerintah pusat siap untuk segera membangun rumah-rumah baru bagi warga setempat.
“Lokasi yang ada sekarang ini akan kita relokasi yang nanti segera di tetapkan oleh Bupati dan Gubernur. Tapi yang jelas Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) siap untuk membangun rumahnya secepat-cepatnya,” ucapnya.
Tetap Jaga Prokes
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara turut mengingatkan warga setempat yang saat ini tengah berada di pengungsian untuk tetap berdisiplin menegakkan protokol kesehatan.
“Hati-hati, (jalankan) protokol kesehatan. Semua pakai masker agar yang namanya COVID-19 tidak semakin menyebar di mana-mana, utamanya di Nusa Tenggara Timur,” tuturnya.
Berdasarkan data yang diterima dari Posko Bencana Nele Lamadike, per 8 April 2021 kemarin diketahui sebanyak 56 warga setempat meninggal, 34 orang mengalami luka-luka, dan 1 orang lainnya belum ditemukan. Di wilayah tersebut sebanyak 870 orang mengungsi di sejumlah titik pengungsian yang berada di sekitar lokasi.
Adapun sebanyak 48 rumah tercatat mengalami kerusakan dengan rincian 9 unit mengalami rusak berat, 9 unit lainnya rusak ringan, dan 30 unit rumah hanyut atau tertimbun longsor.
Sementara untuk Kabupaten Flores Timur secara keseluruhan, di ketahui sebanyak 71 orang meninggal dunia. Dan 5 orang lainnya masih dalam pencarian.
Mendampingi Presiden dalam peninjauan di antaranya Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BNPB Doni Monardo, Kepala Basarnas Henri Alfiandi, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, dan Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon. (SN)