Kupang, Suaranusantara.co – Anggota MPR/DPD RI dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Abraham Liyanto mengajak seluruh lapisan masyarakat, terutama mahasiswa agar menjaga dan merawat Pancasila dengan serius. Alasannya, Pancasila adalah ideologi negara ini yang menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk.
“Mari kita sama-sama merawat Pancasila. Ini fondasi yang sangat luhur dari para pendiri bangsa,” kata Abraham dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar di Kupang, 3 Agustus 2021.
Ia mengasosiasikan merawat Pancasila seperti merawat diri sendiri. Setiap tubuh manusia tentu tidak ingin ada luka di tubuhnya. Jika itu terjadi luka, pasti yang mengalami akan merasakan kesakitan atau merasa terganggu.
“Begitu juga dengan Pancasila. Jika kita tidak merawat seperti mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, pasti lama-lama akan hilang. Ini yang berbahaya karena ideologi lain dengan mudah masuk untuk menggantikannya,” jelas Abraham.
Ketua Kadin Provinsi NTT ini melihat era sekarang, terjadi kecenderungan di kalangan muda untuk melupakan Pancasila. Mereka lebih gandrung dengan ideologi lain atau budaya lain yang datang dari luar negeri.
“Lihat saja di anak muda kita sekarang, lebih gandrung film Korea. Atau lebih senang kampanye paham khilafah. Sementara Pancasila jarang di lihat. Semoga mahasiswa di NTT tidak terjadi seperti itu,” tegas Abraham.
Ideologi Pancasila
Menurutnya, ideologi Pancasila terdegradasi karena di hapus dari pelajaran sekolah. Celah kosong ini di manfaatkan oleh ideologi lain seperti khilafah dan terorisme untuk memperkuat ajaran.
“Ini kebijakan yang perlu di tinjau kembali. Memasukan kembali pelajaran Pancasila atau Pendidikan Kewarganegaraan atau nama lain di sekolah-sekolah sangat penting,” tutur Abraham.
Dia melihat masih ada sisi baik dari program Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Yang di bentuk rezim Orde Baru. Dengan program itu, pemahaman Pancasila oleh anak sekolah cukup kuat.
Namun sisi lemahnya adalah Orde Baru memakai program itu untuk doktrinasi dalam melanggengkan kekuasaan. Orde Baru. Dengan memanfaatkan penguatan ideologi Pancasila untuk melawan para pengkritik pemerintah.
“Sisi lemah Orde Baru harus di buang. Tapi sisi positifnya diambil seperti program P4. Maka memasukan kembali kurikulum Pancasila ke sekolah-sekolah, harus di pikirkan kedepan,” tutup anggota Komite DPD ini.