Jakarta, Suaranusantara.co – MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) adalah program yang dicanangkan oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim, yang bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para mahasiswa dan mahasiswi di perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk menambah wawasan dan memperkaya ilmu pengetahuan ditambah pengalaman.
Mahasiswa peserta yang terjun langsung akan memiliki kesempatan untuk meningkatkan soft skills mereka karena dapat berinteraksi langsung dengan komunitas akademisi di perguruan tinggi lain, sekolah-sekolah, lingkungan kerja dan masyarakat.
MBKM di bawah naungan Kemendikbudristek meliputi program Kampus Mengajar, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Wirausaha Merdeka, Indonesia International Student Mobility Awars (IISMA), Praktisi mengajar, Bangk!t, dan Gerilya.
Mahasiswa peserta MBKM yang lolos seleksi akan mengikuti kegiatan belajar dengan bekerja secara langsung di bawah supervisi para mitra. Periode pelaksanaan program MBKM adalah satu semester atau sekitar 4-5 bulan. Setelahnya para mahasiswa/i dapat mengkonversikan bobot nilai sebanyak 20 SKS ketika mereka kembali ke kampus masing-masing.
Selain dari Kemendikbudristek, adapula MBKM Mandiri yang dilaksanakan oleh tiap-tiap perguruan tinggi di seluruh Indonesia, sebagaimana yang dijalankan oleh salah satu kampus swasta terbaik di Jakarta, Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) pada semester ganjil tahun ini.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) MBKM UAI, Syarifah Ida, menjelaskan bahwa mahasiswa yang berminat ikut serta dapat mendaftar lewat jalur MBKM Mandiri UAI. Pendaftaran pada semester ganjil tahun ini, sudah dibuka sejak sejak Juni 2023, dengan persyaratan yang sama dengan yang ditentukan oleh Kemendikbudristek.
“Program MBKM Mandiri UAI ini dapat terealisasi setelah UAI memenangkan kompetisi dan mendapatkan dana hibah dari Kemendikbudritek yang dialokasikan sebagai dana pendidikan bagi mahasiswa peserta MBKM,” tutur Ida pada Selasa (08/08).
“Program outbound adalah kegiatan MBKM yang dilaksanakan dengan mengirimkan mahasiswa UAI yang ikut program pertukaran mahasiswa di kampus dalam kota, luar kota, atau bahkan luar negeri. Selain itu ada juga ada program Kampus Mengajar, Magang Bersertifikat dan Pengabdian Masyarakat,” lanjurnya.
Persyaratan keikutsertaan MBKM adalah IPK minimal 3,50 dan melengkapi persyaratan administrasi, antara lain Curriculum Vitae (CV), Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM), transkrip nilai, Surat Rekomendasi dari Wakil Rektor UAI, dan Surat keterangan Sehat dari dokter. Sebagai tambahan, mahasiswa juga bisa menyertakan sertifikat.
Tidak ada biaya yang harus dikeluarkan oleh mahasiswa, bahkan sebaliknya mereka yang lolos akan mengikuti program-program kegiatan yang dipilih dan mendapatkan uang saku. Selain itu, mahasiswa juga akan bertemu dengan orang-orang baru, serta mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru yang tidak mereka temui saat mengikuti perkuliahan di kampus. Menarik, bukan?