Jakarta, suaranusantara.co – Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengemukakan Indonesia butuh lebih banyak anak muda kreatif. Mereka menjadi garda terdepan dalam membangun negeri.
“Saya berharap terus bermunculan pemuda-pemuda kreatif yang menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain,” kata La Nyalla di Jakarta, Minggu, 14 Februari 2021.
Ia menanggapi kreativitas pemuda Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Muhammad Iqbal Firmansyah (21). Dia berhasil membuat animatronik (animasi elektronik) yang ditampilkan di objek wisata, Mojosemi, Jawa Timur. Salah satu karya yang ditampilkan adalah dinosaurus penarik gerobak.
“Untuk menjadi sukses tidak terlalu sulit. Yang penting memiliki passion dan kemauan untuk meraih dan mewujudkannya. Hal ini telah dibuktikan Iqbal yang membuat animatronik Dinosaurus, legenda hewan langka,” ujar La Nyalla.
Senator asal Jawa Timur ini berharap keberhasilan tersebut bisa menjadi pemantik hadirnya kreativitas lain. Untuk mencapai tersebut, sistem pendidikan harus terus ditingkatkan agar bisa mengembangkan kreativitas.
“Pendidikan itu berhasil apabila lulusannya mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuannya menjadi bentuk yang nyata,” tegas La Nyalla.
Di tempat terpisah, anggota Komite IV DPD dari Provinsi Lampung Abdul Hakim mengajak pelaku pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berinovasi dalam masa krisis akibat pandemi Covid 19. Alasannya, pelaku UMKM yang memiliki daya tahan di tengah krisis akibat Covid-19.
Dia meminta pemerintah agar diberikan akses permodalan untuk penambahan omset usaha. Dengan begitu, ada peluang menaikkan produksi yang berdampak pada pembukaan lapangan kerja baru.
“Para pelaku UMKM harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Mereka selama ini sudah berkreasi untuk menyokong ekonomi daerah, namun belum mendapatkan insentif yang memadai,” ujar Hakim.
Dia menyebut, pada tahun 2020 lalu, ada 10.479 pelaku UMKM di Provinsi Lampung. Angka ini naik jika dibandingkan pada 2017 yang tercatat hanya 2.125 UMKM. Keseluruhan pelaku UMKM itu diusulkan mendapat Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).