Jakarta, Suaranusantara.co – Anak Gimbal Dieng di Jawa Tengah adalah fenomena unik dan menarik, Masyarakat setempat meyakini bahwa anak-anak ini adalah titipan Dewa.
Konon saat tiba di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Kolo Dete dan istrinya, Nini Roro Rence, mendapat wahyu dari Ratu Pantai Selatan. Pasangan ini menerima tugas membawa masyarakat menuju kesejahteraan.
Keberadaan anak-anak berambut gimbal menjadi ukuran yang menandakan sejahteranya masyarakat . Hingga sekarang, masyarakat setempat masih meyakini bahwa jumlah anak-anak dengan potongan rambut yang khas ini ada hubungannya dengan ukuran kesejahteraan. Semakin banyak jumlah anak berambut gimbal, berarti masyarakat semakin sejahtera.
Siapapun tidak bisa sembarangan memotong rambut anak gimbal-Dieng, karena mereka adalah titipan para Dewa. Sehingga pemotongan rambut mereka membutuhkan ritual khusus, yakni Potong Gombak.
Saat menjalankan ritual, para orangtua harus mengabulkan permintaan anak-anak mereka sesudah potong rambut. Tujuannya supaya mereka tidak jatuh sakit. Bahkan konon bila orang tua tidak mengabulkan permintaan itu, anak gimbal akan meninggal dunia.
Keyakinan ini timbul karena pernah ada kejadian ketika acara Potong Gombak ada seorang ayah yang tidak dapat memenuhi permintaan anaknya karena sulit. Tak lama setelah itu, sang anak meninggal dunia. Fenomena ini sangat unik, sebab tidak ada garis keturunan khusus dari anak yang berambut gimbal.
Siapa saja asal memiliki garis keturunan mereka, maka memiliki kemungkinan menjadi anak berambut gimbal. Uniknya, seorang anak keturunan warga-Dieng rambutnya tidak berubah meski sudah pindah ke kota lain.
Masyarakat menyebutnya anak gembel, karena umumnya rambut gimbal seperti orang yang jarang mandi dan keramas. Meski demikian, sebenarnya anak-anak berambut gimbal ini adalah anak-anak yang terawat bahkan keluarga mereka sangat menyayangi mereka.(Red/SN)