Manggarai, NTT, Suaranusantara.co -Pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kab. Manggarai Barat melakukan penanganan terhadap perkembangan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Kegiatan yang dilakukan adalah Fogging Focus pada lokasi kejadian, pembagian abatenisasi, dan pengoptimalan KIE. Tindakan ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Dinkes dalam rangk menurunkan jumlah penderita DBD.
Kadis Dinkes Kabupaten Manggarai Barat, Paulus Mami, memberikan penjelasan situasi terkini perkembangan DBD, saat dikonfirmasi media Suara Nusantara melalui pesan WA, Senin (11/12).
“Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Dinas kesehatan telah merencanakan program upaya kesehatan perorangan dan kesehatan Masyarakat umum utk mencegah terjadi adanya penyakit, Kudis untuk DBD” katanya.
Upaya ini merupakan langkah sigap dari pihak pemerintah melalui Dinas Kesehatan Manggarai Barat untuk segera mempercepat pembatasan penularan DBD pada musimnya seperti sekarang ini.
Menghadapi situasi terkini perkembangan DBD, Paulus memberikan keterangan terkait anggaran untuk penanganan kasus DBD. Namun ia tidak menyebutkan berapa besar anggaran untuk penanganan DBD tahun ini.
“Pemerintah telah mengalokasikan anggaran” Kata Paulus
Selanjutnya Kadis Dinkes itu menjelaskan tindakan nyata yang dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD. Ia juga menghimbau kepada seluruh Faskes di kabupaten Manggarai Barat dan masyarakat umumnya untuk selalu memperhatikan langka-langkah pencegahan DBD.
“Dengan adanya curah hujan yang kurang menentu, Pemerintah kabupaten Manggarai Barat melalui Dinkes telah melakukan, penyuluhan utk melakukan 3 M yaitu, Menguras tempat penampung air, Menutup dan Mendaur ulang barang bekas. Tidur pakai kelambu dan menjaga kebersihan lingkungan, gunakan autan. Pengamatan jentik, pemberian Abate dan diving fokus pada tempat kejadian” lanjut Paulus
Terkait data perkembangan DBD yang terjadi akhir pekan ini, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Fransiskus D.K. Gibons melaporkan hasil analisis DBD Dinkes Manggarai Barat selama 5 tahun terakhir.
Dari analisis data yangg pernah dilakukan selama 5 tahun (2017-2021) berdasarkan variabel waktu, tergambar bahwa pola musim penularan DBD di Mabar, di mulai pada bulan september dan meningkat pada bulan Oktober sampai Januari, dan menurun pada bulan Maret, April sampai Agustus. Perubahan iklim akan berdampak terhadap peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD).
Fransiskus menjelaskan terkait Surat yang dikeluarkan oleh Dinkes Manggarai Barat, Dinkes 443.33/1415/XI/2023, bersifat himbauan kewaspadaan atau respon dini sekaligus penegasan kepada seluruh fasyankes tingkat pertama di Kab. Mabar atas penyebaran kasus DBD.
“Surat seperti itu biasa kita keluarkan setiap ada peningkatan, misalnya bln nov 2023, 114 kasus. September 10 dan oktober 21 kasus” pungkas Fransiskus.
Dari situasi perkembangan DBD yang terjadi sekarang ini, Kepala Dinkes mengharapkan agar kasus DBD menurun. Jaga kebersihan lingkungan, jika ada yang sakit segera hubungi petugas kesehatan,dan cepat periksakan diri ke faskes terdekat, dan menggunakan kelambu saat tidur.