Labuan Bajo,suaranusantara.co- Nasip malang menimpa salah seorang warga Desa Mbuit. Sebuah rumah ludes termakan api diduga terjadi karena lupa memadamkan lilin usai berdoa. Kerugian yang dialami oleh pemilik rumah diperkirakan mencapai Rp150.000.000,00. Peristiwa ini terjadi pada Senin,(16/9), pkl. 01 dini hari.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh Kepala Desa Mbuit, Rumah yang terbakar itu, milik Eduardus Sesa (Edu) salah seorang warga asal Kampung Humpung RT 01/RW 02, Desa Mbuit Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat-NTT. Selain itu tidak ada korban nyawa dan untuk sementara anggota keluarga yang mengalami bencana menempati rumah keluarga milik iparnya sendiri.
Keterangan lain yang disampaikan Kepala Desa Mbuit terkait jenis kerugian yang dialami oleh korban dalam kejadian kebakaran itu kata dia “Menurut cerita ada dua rumah yang hangus di depan dan di belakang, keduanya berdekatan dan hanya satu pemilik. Selain itu uang 5 juta, padi 9 karung, ijasah, pakaian, peralatan dapur, dan beras.
Kepala Desa Mbuit, Apolonarius Minde saat dihubungi wartawan suaranusantara.co mengatakan kebakaran ini diduga berawal dari lilin yang lupa dipadamkan setelah selesai berdoa.
“Sesuai informasi yang saya dapatkan dari pemilik rumah bahwa kejadian ini bersumber dari lilin yang lupa dipadamkan setelah usai berdoa. lama kelamaan lilin yang sementara menyala itu jatuh di sofa yang letaknya dibawah lilin itu. saat itu, nyala api terus merambat ke bagian dinding rumah hingga mengenai seluruh bagian rumah. Tuan rumah dalam kondisi nyenyak, terbangun dan lari keluar rumah karena api sudah membesar, hingga tidak sempat menyelamatkan barang-barang lain di dalam rumah,” terang Apolonarius Rabu, (18/9)
Pihaknya, Apolonarius menambahkan menyikapi kejadian ini dirinya dengan sigap menyampaikan laporan kepada Dinas Sosial dan Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi.
“Hari ini saya bersama dengan pegawai dari Dinas Sosial dan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah hadir untuk menyaksikan penyerahan bantuan berupa beras 50 kg, lauk-pauk dan pakaian, kasur, dan kelambu,” tutur Apolonarius
Kepala Dinas Sosial Marselinus ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya menerangkan setelah mendapatkan laporan Kepala Desa Mbuit melalui whatsApp, dirinya langsung mengutus pegawai untuk segera menyalurkan bantuan kemanusian.
“Saya kalau mendengar informasi seperti ini, jangankan melalui laporan resmi lewat WhatsApp saja saya sangat cepat sekali menanggapinya. Apa lagi ini bantuan sosial kemanusiaan yang sifatnya darurat. Jenis bantuan yang sering kita lakukan di dinas sosial terkait bantuan bencana yang terjadi di Mbuit. Memang tidak sesuai harapan tetapi sesuai SOP dan kemampuan keuangan daerah maka yang dapat kami bantu hanya dalam bentuk makanan berupa beras 50 kg, sardin dan pakaian layak pake,” kata Marsel.
Pihaknya melanjutkan, bahwa terkait kejadian yang harus mendapatkan bantuan sebenarnya ada dua bencana yang terjadi yaitu di Mbuit kejadian kebakaran dan di Lembor bencana angin puting beliung.
“Saya sudah mengirimkan petugas untuk salurkan bantuan makanan dan pakaian di Mbuit lalu esok kami akan salurkan bantuan bencana angin puting beliung di Lembor,” papar Marsel
Menanggapi peristiwa kebakaran yang terjadi di Mbuit ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Manggarai Barat ikut memberikan bantuan sebagai upaya darurat menanggapi bencana yang terjadi di Mbuit.
Kepala BPMPD, Fridus Tobong, saat ditemui wartwan di ruang kerjanya, memberikan penjelasan terkait mekanisme penyaluran bantuan rumah bencana ini ada Dinas terkait.
“Kami sudah salurkan bantuan berupa beras 50 kg. Nah terkait kondisi rumah yang terbakar ini nanti kami akan sampaikan kepada Dinas terkait. Mungkin mereka butuh kayu, butuh sengk dan paku. apakah nanti bantuan rumah akan cepat disalurkan atau tidak sangat terpegantung pada kondisi Dana Tak Terduga (DTT) di bidang keuangan. Soal bantuan akan tetap dibantu tetapi tidak sesuai dengan harapan masyarakat sebab rumah yang akan dibantu sudah diatur berdasarkan ukuran dan anggaran yang telah ditetapkan, oleh Dinas terkait,” jelas Fridus