Flores, Suaranusantara.co – Danau Kelimutu, yanglokasinya berada di kawah puncak Gunung Kelimutu ini, merupakan danau dengan karakteristik yang sangat unik, karena terdiri dari tiga bagian, dan masing-masing memiliki nama serta warna air yang berbeda dan selalu berubah-ubah.
Tak ada tempat lain di dunia yang memiliki danau seunik Danau Kelimutu yang berada di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Nama masing-masing danau tersebut adalah Tiwu Ata Polo, Tiwu Nuamuri Koofai dan Tiwu Ata Mbupu. Sedangkan nama “Kelimutu” bagi bahasa masyarakat setempat berasal dari suku kata Keli yang berarti “gunung”dan Mutu yang “Medidih”.
Danau yang berwarna hijau toska bisa berubah menjadi merah, atau sebaliknya. Kadang berubah pul amenjadi putih susu, merah darah, biru muda, dan hitam. Warna danau juga berubah manakala terjadi gempa bumi atau karena adanya aktivitas alam lain di dekatnya. Perubahan warna ini pun tidak terjadi hanya sekali, namun bisa berkali-kali.
Lanskap alam yang unik dan mempesona ini diyakini tidak lepas dari aktivitas gunung yang terjadi sejak jutaan tahun lalu, dan hingga saat ini masih terjadi. Inilah yang membuat ketiga warna air danau berbeda atau selalu berubah-ubah, karena menyesuaikan keadaan dan kejadian sekitarnya.
Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa perubahan terjadi karena pembiasan cahaya dari dinding kawah. Beberapa ahli juga meneliti tentang mikroorganisme yang hidup di kawah Danau Kelimutu yang mempengaruhi perubahan warna danau tersebut.
Masyarakat Sekitar Kelimutu
Masyarakat di sekitar Taman Nasional Kelimutu hidup selaras dengan alam Kelimutu sejak berabad-abad, antara lain Suku Lio yang selalu melakukan ritual budaya setiap tahunnya sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen.
Ritual itu diwujudkan dalam tarian Gawi, sebagai persembahan kepada penguasa langit: Du’a Ngga’e. Mereka juga meminta petunjuk kepada Ratu Konde, yang mereka yakini sebagai penguasa kawah.
Meski kawasan taman nasional ini terbilang kecil, namun terdapat beragam kekayaan alam khas Flores, yang sebagian bahkan merupakan jenis langka dan endemik, seperti kawasan arboretrum seluas 4,5 hektar yang menyimpan koleksi keanekaragaman flora, dan tercatat lebih dari 100 spesies flora tumbuh dan berkembang di Kelimutu.