Labuan Bajo, suaranusantara.co-Hujan deras yang mengguyur wilayah bagian selatan Labuan Bajo, selama dua hari, sejak 22 hingga 23 Desember 2024 terjadi peralihan Daerah Aliran Sungai (DAS) di bendungan Wae Lambos, menyebabkan air tidak lagi mengalir melalui bendungan sehingga sejumlah petani di Desa Golo Mori, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, terancam gagal panen.
Kepala Desa Golo Mori, Samaila menjelaskan dampak yang terjadi akibat banjir bandang terjadi peralihan DAS, air tidak mengalir ke bendungan sehingga para petani terancam gagal panen.
“Dampak yang saya amati dan saya lihat sendiri, gagal panen itu sudah di depan mata. Karena memang ada sawah yang semestinya tahun ini bisa dimanfaatkan oleh warga untuk bercocok tanam tapi karena ada peralihan DAS di bendungan yang diakibatkan oleh adanya banjir bandang sehingga air tidak bisa masuk lagi melalui drainase yang ada. Sehingga ancaman untuk gagal panen itu sudah pasti makanya saya sampaikan tadi saya cukup risau dengan kondisi yang dialami oleh warga Golo Mori, karena yang saya lihat kemarin, dari sekian tahun ini banjir tahun ini yang paling parah,” ungkap Samaila suaranusantara.co pada 23/12/2024 yang lalu.
Kepala Desa Golo Mori resah, selama dua hari hujan mengguyur wilayah Golo Mori, akses jalan rusak dan sebagian pemukiman terisolasi karena harus melewati sungai yang tidak ada jembatan.
“Jalan saja banyak yang rusak, apa lagi warga Golo Mori ini ada yang tinggal di lokasi yang harus melewati kali yang belum ada.jembatan sehingga untuk ke sekolah saja sekarang sangat susah. jadi mereka masih terisolasi dengan kondisi curah hujan yang begitu tinggi dua hari terakhir ini,” beber Samaila
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah wilayah menyikapi kondisi yang ada pasca terjadinya banjir yakni mengirimkan foto dan vidio pada dinas terkait.
“untuk sementara kemarin karena saya turun langsung cek lokasi yang pertama saya butuh juga pengumpulan data sedangkan untuk kondisi jalan kemarin saya juga sudah kirimkan foto dam vidio ke Dinas terkait yaitu ke PU kemarin,” tutur Samaila
Kendala yang dihadapi oleh Samaila saat menghubungi pihak Dinas untuk menginformasikan terkait bencana yang dilamar oleh petani adalah masalah jaringan komunikasi pemancarnya sudah disambar petir.
“Dari pertanian saja yang belum karena kami butuh data yang bisa kami sampaikan. Sehingga kalau kami hanya omong begitu saja tanpa data karena memang kendala kami saat ini sudah dua bulan tidak ada jaringan karena disambar petir. itu yang membuat kami terhambat dalam hal komunikasi untuk menyampaikan informasi yang terjadi,” tandas Samaila
Keresahan Kepala Desa tidak hanya semata soal ancaman gagal panen, tetapi juga termasuk kendala yang dialami oleh anak sekolah di Desanya saat ke Sekolah
“Terkait aktivitas pendidikan kalau cuaca buruk seperti yang terjadi ini yang jelas terganggu. Saya sebagai pimpinan wilayah masih mempunyai upaya untuk membangun koordinasi dengan instansi terkait,” pungkas Samaila
Sementara Petugaa Operasi Bendung, Siprianus menuturkan, bendungan yang menjadi sumber air untuk area persawahan di sekitar wilayah tersebut, bagian kirinya jebol, dan saluran irigasi tertutup bebatuan sepanjang 100 meter.
“Saya lihat bagian kiri bendungan itu tadi jebol karena derasnya air, dan saluran irigasi tertutup batu besar sepanjang 100 meter yang terangkat oleh banjir,” jelas Sipri, selaku Petugas Operasional dan Pemeliharaan Irigasi.
Selain itu, kata Sipri, persawahan di sekitar lokasi Wae Lambos dipenuhi batu dan pasir. Sebagian besar area persawahan tersebut sudah ditanami padi.
Bencana ini berpotensi menyebabkan gagal panen dan mengakibatkan kerugian bagi para petani setempat.
“Sebagian sawah sudah ditanami padi, dan semua sawah yang dekat dengan selokan tertutup pasir dan batu, serta padinya terangkat oleh banjir,” jelas Sipri.
Sipri juga menambahkan, “Padi yang sudah ditanam berumur sekitar tiga minggu, dan adanya banjir ini berpotensi menyebabkan gagal panen.”
Sipri pun berharap agar pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.
“Saya berharap pemerintah dapat segera menangani masyarakat yang tertimpa musibah banjir ini,” ujarnya