Kupang, Suaranusantara.co – Tim Cricket Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil meraih medali perak pada ajang PON XX Papua. Mereka dikalahkan tim Cricket dari Provinsi DKI Jakarta di partai final.
Menanggapi hasil itu, Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Cricket NTT, Inche DP Sayuna mengemukakan Cricket mulai diperhitungkan di tingkat nasional, bahkan Asia. Hal itu karena dalam dua kali PON, Cricket NTT selalu berhasil meraih medali.
“Beberapa atlet dari NTT sudah dipilih ikut dalam pertandingan Cricket tingkat Asian Games, bahkan dunia,” kata Inche di Kupang, NTT, Rabu, 6 Oktober 2021.
Ia menyebut, dalam PON sebelumnya, Cricket NTT menyumbang medali Perunggu. Kemudian pada ajang Pra PON sebelum PON XX, atlet NTT mendapatkan medali emas sehingga menjadi tiket untuk masuk PON XX.
“Ada peningkatan dari PON sebelumnya yang meraih Perunggu. Berharap pada PON berikutnya, bisa sumbang emas untuk NTT,” ujar Wakil Ketua DPRD Provinsi NTT ini.
Saying, lanjut Inche, Cricket NTT masih bergumul keras dengan lapangan Cricket yang hingga kini belum tersedia di NTT. Selama ini, atlet berlatihan dengan berpindah-pindah tempat dan menyewa lapangan sepakbola atau lapangan upacara dari Pemkot dan milik Unwira Kupang.
“Kami sungguh berharap Pemda dapat menyiapkan fasilitas lapangan Cricket untuk atlet kita biar mereka bisa berlatih dengan tenang,” tutur Sekretaris DPD I Partai Golkar NTT ini.
Sementara Bendahara Pengprov Cricket NTT, Yesenia Liyanto menyebutkan, banyak anak muda milenial NTT yang belum tahu akan cabang olahraga Cricket. Padahal cabang olahraga ini sudah dua kali secara beruntun meraih medali di PON.
“Ke depan, kita akan usahakan masukan jenis olahraga ini ke sekolah-sekolah sebagai salah satu kurikulum olahraga,” ujar Yesi.
Politisi muda Partai Golkar ini mengaku sangat kagum dan bangga terhadap 14 atlet Cricket NTT yang berlaga di PON XX Papua. Pasalnya, Cricket merupakan cabang olahraga yang tidak diperkirakan akan mendapatkan medali. Namun nyatanya berhasil meraih medali perak.
“Jadwal pertandingan sangat padat dan membuat atlet kita tidak bisa beristirahat, mereka sangat kelelahan. Bayangkan saja, dalam sehari semifinal dan final digelar dengan jedah waktu hanya 2 jam. Tetapi Puji Tuhan, atlet Cricket NTT mampu mempersembahkan medali perak untuk warga NTT,” tutur Yesi.