Oleh: Bung HJ
Kader PERINDO MABAR
Labuan Bajo, suaranusantara.co-Tak Terasa, Pemilukada Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT] yang puncak pelaksanaan pencoblosan tanggal 27 November 2024 mendatang merupakan peristiwa politik yang ke – 5 sejarah Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati secara langsung oleh rakyat Mabar. Adapun 4 periode pemilukada sebelumnya, sebagai berikut :
1. Pemilukada tahun 2005, Terpilih Bpk. Drs. Wilfridus Fidelis Pranda yang berpasangan dengan Bpk. Drs. Agustinus Ch. Dulla sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mabar, periode 2005 – 2010.
2. Tahun 2010, yang terpilih Bpk. Drs. Agustinus Ch. Dulla berpasangan dengan Bpk. Drs. Maximus Gasa, M. Si Sebagai dan Wakil Bupati Mabar, periode 2010 – 2015.
3. Tahun 2015, yang terpilih lagi pasangan calon Bpk. Drs. Agustinus Ch. Dulla dan dr. Maria Geong, Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mabar, periode 2016 – 2020.
4. Tahun 2020, Terpilih pasangan calon Bpk. Edistasius Endi, SE dan dr. Yulianus Weng, M. Kes Sebagai Bupati dan wakil Bupati Mabar, Periode 2020 – 2024.
Sebagai masyarakat Mabar, pemilukada 2024 kali ini bukan sesuatu yang baru. Ini akan langsung berhubungan labgsung dengan periodeisasi Bupati dan Wakil Bupati saat ini akan berakhir, bila tidak ada halangan tahun 2025 Mabar akan dipimpin Bupati dan Wakil Bupati baru untuk masa bakti 5 tahun selanjutnya.
Menarik PEMILUKADA Mabar 2024 yang membedakan 4 pemilukada sebelumnya, yakni tampilnya pasalon Bupati dan Wakil Bupati ‘orang muda’ yakni Mario Pranda dan Richard Sontani. Pasalon ini sebagai dwi tunggal secara elegan berkompetisi dengan PASALON PETAHANA.
Realita ini menggambarkan Manggarai Barat selangkah lebih maju dari 2 saudaranya Manggarai dan Manggarai Timur dalam urusan regenerasi kepemimpinan level eksekutif (Bupati dan Wakil Bupati).
Mario Richard, secara usia masih terlalu muda dan masih generasi 30 – an, kendati demikian bila ditelisik lebih dalam pasalon ini, sangat layak menjadi tokoh muda inspiratif ‘membuka keran’ regenerasi kepemimpinan di Mabar. Pak Mario Pranda bermula berprofesi sebagai Lawyer pendidikan S2 serta serius berpolitik sebagai pejabat penting Partai Demokrat Mabar dan pileg 2024 diuji tingkat penerimaannya di dapil Mabar 3 meraih suara perorangan hampir 5000 suara. Sedangkan Richard Sontani salah satu birokrat muda Mabar, pernah tempati beberapa jabatan strategis dan latarbelakang pendidikan S2 pula.
Diberbagai kesempatan pasalon ini menyampaikan alasan ikut kontestasi Pilkada Mabar 2024 yakni ingin mengabdi secara total serta tahu Permasalahan dan solusi membangun Mabar 5 tahun kedepan. Lebih terinci dalam Visi Misi dan Program Kerja Prioritas mereka.
Kendati demikian disebrang sana masih meragukan rekam jejak tokoh muda ini. Sejauh yang penulis ketahui bahwa orang muda rentan dengan kenakalan remaja, setelah dicek rekam jejak versi Kepolisian Republik Indonesia tidak ditemukan ‘rapor merah’ atau pelanggaran hukum yang vonis berkekuatan hukum tetap.
Kembali kejudul tulisan ini
‘Uwa Te’ Tua, Toko Keraengtua, To’o Ata Uwa’ ini rangkaian kata bahasa Manggarai bisa dimaknai :
1. Dalam realita perpolitikan dipandang perlu adanya ruang regenerasi kepemimpinan, bila merebut kekuasaan itu dimaknai untuk melayani sesama. Tidak ada yang salah kiranya tugas pelayanan itu dimandatkan kepada ‘orang muda’ secara usia maupun ‘orang muda’ secara ide dan gagasan membangun negeri.
2. Kekuatan yang meragukan kemampuan orang muda dalam kontestasi politik, lebih khusus PEMILUKADA Mabar 2024, terbaca di mata publik adanya kepanikan yang masif. Mencermati dukungan terhadap pasalon Mario – Richard yang kian masif dari berbagai elemen masyarakat secara sukarela lebih termotivasi kesenangan politik bukan kepentingan politik orang perorangan. Akan tetapi lebih kepada Melebur diri dalam sebuah harapan baru ‘orang muda’ yang memimpin Mabar, terciptanya suasana keteduhan tanpa intimidasi dan drama tekan-menekan.
Hipotesa anak di banyak aspek kehidupan punya waktu yang panjang berhegemoni, berpikir untuk kemajuan daerahnya. Ruang politik demokrasi sebagai medan menumpakan segala ide dan gagasanya. Hanya anak muda yang tidak gampang capeh karena dia masih enerjik. Itulah yang yang dimaksud Too Ata Uwa tidak menafikan yang tua juga bangun.**