Jakarta, Suaranusantara.co – Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) memiliki tahanan militer canggih. Betapa tidak, tahanan memiliki kunci otomatis dan lampu bisa menyala otomatis. Kemudian segala bentuk gerakan tahanan, ada analisisnya dan di lakukan langsung oleh artificial intelligence.
“Hari ini merupakan kebanggaan kami. Karena apa? Karena untuk pertama kalinya, TNI Angkatan Darat memiliki Smart Instalasi Tahanan Militer,” kata Kepala Staf TNI AD (Kasad) Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Selasa, 20 April 2019.
Ia menyebut tahanan militer tersebut di anggap smart karena memang berbasis ICT atau Information, Communication, technology. Dengan basis tersebut, semuanya sudah di integrasikan sedemikian rupa. Sehingga sangat aman. Kemudian juga sangat terkendali karena semuanya sudah bisa diprogram.
“Jadi semua sudah di program secara electronic sehingga bisa otomatis,” ujar Andika.
Dia mengklaim tahanan yang di bangun sangat manusiawi. Di dalamnya, tidak mungkin lagi ada vandalisme, bullying, maupun yang bisa mencederai diri sendiri. Karena segala bentuk gerakan ada analisisnya.
Bangunan Tahanan Militer Canggih
Mantan Komandan Paspampres ini menjelaskan tahanan itu berada di Polisi Militer Kodam Jaya. Tahanan di bangun di atas lahan seluas 1.500 meter persegi. Dan memiliki daya tampung 83 orang warga binaan atau prajurit binaan. Tahanan di bangun dengan biaya Rp 100 miliar.
“Ini program perdana dan Jakarta sebagai barometer. Dari segi jumlah personel pun paling banyak, oleh karena itu kami tempatkan di polisi militer Kodam Jaya. Semoga kita bisa mendapatkan satu lagi tahun ini dan di tempatkan di daerah lain,” tutur Andika.
Dia menegaskan pembangunan tahanan canggih itu bukan karena tahanan TNI AD sering di pakai KPK untuk titipkan tahanan korupsi. Namun tahanan di bangun agar menciptakan situasi tahanan yang manusiawi. Alasannya, berbagai tahanan yang ada selama ini memang tidak manusia karena sering terjadi vandalisme dan bully antara sesama tahanan.
“Sebetulnya tidak ada hubungannya dengan instalasi tahanan militer yang baru dengan KPK. Bahwa nanti mungkin ada institusi lain yang menitipkan, itu sesuatu yang bisa kita bicarakan, selama space-nya masih ada, kami terbuka,” tutup Andika.