Depok, Suaranusantara.co – Taman Sari Yogya adalah peninggalan sejarah yang kini menjadi destinasi wisata. Sharing tentang kunjungan ke istana taman air ini menjadi topik obrolan sore jelang akhir pekan bersama Dr. Maslihati Nur Hidayati, yang biasa disapa ‘Suhu Imas’.
Berbagi cerita perjalanan Jakarta-Yogya dengan selingan canda dan gelak tawa membuat rangkaian obrolan santai menjadi semakin seru.
Bersama keluarga dan teman, keberangkatan dari Jakarta pada Selasa (03/01) berkendara mobil pribadi menuju Yogya. Niat mampir wiskul (wisata kuliner) Sate Pak Kempleng di Semarang ‘nggak keturutan‘ karena ternyata resto-resto besar di kota ini rata-rata tutup pukul 19.00.
Navigasi akhirnya berbelok ke arah Gubug Makan Mang Engking Semarang yang menyuguhkan hidangan khas Sunda dan sajian panorama indah.
Perjalanan lanjut ke Yogya, kemudian istirahat di guest house. Petualangan wiskul dimulai dengan destinasi Istana Taman Sari yang terkenal dengan sebutan water kasteel atau istana air, karena ikon Taman Sari yang paling populer adalah kolam-kolam air yang berkaitan erat dengan Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengku Buwono I), pendiri Keraton Yogyakarta.
Unik dan Instagrammable
Kompleks Taman Sari yang indah dan mengagumkan ini terdiri dari sejumlah bangunan dengan ukiran khas Keraton Yogyakarta. Banyak spot photo sudut-sudut bersejarah yang instagrammable dengan nuansa khas Jawa yang kuno dan antik. Gerbang Kenari merupakan pintu gerbang menuju ke kompleks.
Taman Sari yang megah ini adalah taman air yang terlindung di balik sebuah benteng, sebagai ruang rekreasi dan peristirahatan bagi Sultan Hamengku Buwono I, permaisuri, anak-anak, serta para kerabat. Di sini terdapat beberapa area, termasuk kolam pemandian, tempat ganti pakaian, taman-taman, dan ruangan untuk menari. Kompleks ini juga berfungsi sebagai lokasi pertahanan atau perlindungan karena bangunan ini lengkap dengan lorong-lorong bawah tanah dan dapur. Jadi pesanggrahan Taman Sari bukan sekedar tempat bercengkerama dan rekreasi tapi juga semacam lokasi suaka untuk berlindung jika ada musuh.
Di area sekitar terdapat Gapura Panggung yakni gapura dengan sarana panggung berupa lantai atas gapura. Saat berkeliling, terlihat halaman berbentuk segi delapan yang di atasnya ada 4 bangunan berbentuk persegi panjang dan beratap limasan yang terkenal dengan sebutan Gedong Sekawan (dalam bahasa Jawa ‘sekawan’ artinya 4). Ada pula Pasiraman Umbul Winangun yang merupakan kompleks bangunan lengkap dengan tiga kolam pemandian dengan tembok dan gapura di sekelilingnya.
Setelah puas berkeliling, kini saatnya mengisi perut yang ‘keroncongan’. Dalam perjalanan kembali dari Taman Sari tampak desa wisata yang menampilkan sekumpulan karya seni, dan tampak juga para seniman Kota Gudeg Yogya yang sedang melakukan kegiatan melukis, membatik dan membuat handycraft. Sayang jika kesempatan ini dilewatkan. Saat itu kuliner cendol khas Yogya sempat menggoda selera, dan keistimewaannya adalah sajian tanpa gula. Selang tak berapa lama, tampak Warung Kopi Klotok di depan mata. Seperti apa serunya wiskul disini dan di tempat lainnya? Nah, ikuti terus trip sepekan di kota gudeg ini! @Annaversary