Labuan Bajo, suaranusantara.co – Seorang ibu yang dikenal sebagai pribadi yang ramah dan ingin melayani siapa saja yang datang ke rumahnya, tidak memandang perbedaan apapun, salah satunya adalah perbedaan Politik dalam pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Manggarai Barat, yang sudah berlangsung pada, 27 November 2024 lalu.
Hal ini diungkapkan nya usai namanya viral dalam pemberitaan di beberapa Media online yang memberitakan tentang arah pilihan politik dari salah seorang ibu mantan THL yang datang di rumah jabatan wakil Bupati Manggarai Barat yang beralamat di Batu Cermin, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat-NTT pada Kamis, 2 Januari 2025 kira-kira Pkl. 19.30
Dalam dialog itu, Meli Siboe memastikan bahwa dirinya tidak pernah singgung soal pilihan politik siapapun saat Pemilihan bupati Manggarai Barat.
“Tidak ada omong politik. Suasananya baik sekali. Seperti ketemu keluarga sendiri. Sehingga saya suruh dia makan bersama satu meja dengan saya. Lalu saya bilang mungkin kamu malas kerja, atau jarang masuk kerja, atau kerja tidak bersih seperti itu dan saya sarankan kan untuk itu ketemu langsung ketemu kadis yang lebih tau kinerja dan penilaian untk stafnya,” tutur Meli kepada wartawan media ini, Kamis 23/1/2025
Sebagai sosok ibu yang mau melayani sesama, Meli mengaku bahwa pada kesempatan itu ia hanya berniat untuk menunjukan sikap pedulinya terhadap sesama kaum ibu yang sampaikan keluhan padanya.
“Saya murni memberi saran untuk ketemu kepala dinas sebagai sesama perempuan karena mempunyai rasa kepedulian. Saya juga sempat berikan saran untuk mencari jawaban kenapa tidak diperpanjang kontraknya. karena kepala dinas sebagai atasan langsung yang tahu alasan kenapa tidak diperpanjang,” imbuhnya
Rasa kepedulian yang mendalam terhadap kondisi seorang ibu yang mengeluh kesulitan biaya pendidikan bagi keempat orang anaknya, mendorong Meli untuk menyampaikan curahan hatinya tanpa mencampuri urusan di kantor yang bukan merupakan wewenangnya.
“Karena saya benar-benar tidak ikut campur dalam hal lain, Saya prihatin dengan keadaan dia sebagai seorang perempuan yabg bekerja untuk biaya anaknya tetapi saya juga tidak bisa mencampuri urusan kebijakan di kantor karena itu urusan kantor. Makanya saya sarankan ketemu saja kadisnya,” ungkap Meli
Mengakhiri pembicaraannya, Meli dengan tegas mengatakan bahwa ibu itu bukan dikeluarkan dari DLHKP setelah bertemu saya di rumah jabatan. Saya tidak mempunyai kapasitas untuk memasukan atau mengeluarkan orang di dinas mana pun.
“Ibu itu datang ke rujab mau curhat bahwa dia telah dikeluarkan dari WA grup pasukan kuning. Jadi posisi dia sudah dikeluarkan baru dia datang ke Rujab. Jadi tidak benar berita yg mengatakan bahwa setelah bertemu saya kemudian dia dipecat dari DLHKP. Betapa sadisnya saya berbuat seperti itu. Dengan berita itu benar-benar membunuh karakter saya yang tidak seperti itu boleh ditanyakan kepada siapapun yang pernah mengenal saya. Berita yang menyatakan bahwa saya mengomel-ngomel dengan dia itu, sama sekali tidak ada, bahkan kami makan bersama dengan semua tamu-tamu lain dalam suasana yang sangat akrab sambil bercerita dengan riang gembira layaknya sebuah keluarga karena masih dalam suasana tahun baruan saat itu,” tandas Meli Siboe