Kupang, Suaranusantara.co – Lima investasi yang sedang masuk ke Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mangkrak atau terhenti. Ada dua yang mangkrak karena kurangnya pasokan listrik.
Sementara tiga lainnya bergerak di sektor kelistrikan. Namun tidak dapat dilanjutkan karena kurang mendapat dukungan dari PT PLN.
“Sedih saya mendengarnya. Lima-limanya mangkrak. Padahal investasi-investasi itu bisa membangun Kabupaten Belu,” kata Koordinator Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Investasi untuk wilayah Bali, NTB dan NTT, Abraham Liyanto di Kupang, Jumat, 12 Agustus 2022.
Pekan lalu, ia baru melakukan kunjungan kerja ke Belu dan Timor Tengah Selatan (TTS). Dia mendapat informasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Belu bahwa ada lima proyek investasi ke Belu mangkrak.
“Ada proyek listrik tenaga uap di Atapupu. Kondisi saat ini mangkrak. Kemudian ada proyek energi terbarukan tenaga angin di Desa Umanen. Tidak dapat dilanjutkan karena tidak ada kesesuaian harga jual listrik dengan PLN,” jelas Abraham yang juga anggota DPD RI dari Provinsi NTT ini.
Proyek lain yang terhenti berlokasi di Nanaet Dubesi. Proyek ini mengerjakan listrik dari tenaga angin. Namun nasibnya sama seperti investasi di Desa Umanen yang terhenti karena tidak ada kesesuaian harga dengan pihak PLN.
“Tiga ini saya dengar kurang mendapat dukungan dari PT PLN. Sangat disayangkan,” tegas mantan Ketua Kadin Provinsi NTT ini.