Jakarta, suaranusantara.co – Dosen Ilmu Politik dan International Studies pada Universitas Paramadina A Khoirul Umam meminta pemerintah tidak menutup mata pada realitas kemunduran demokrasi dan kebebasan sipil yang terjadi saat ini.
“Aneh kalau pemerintah merasa butuh kritik. Sementara para pengkritik ketakutan karena praktik kriminalisasi dan harus menghadapi serangan buzzer yang membabi buta. Tidak baik menutup mata pada realitas demokrasi seperti ini,” kata Umam di Jakarta, Minggu, 14 Februari 2021.
Ia mengingatkan dengan berpura-pura tidak tahu maka pemerintah sama saja bersikap diam. Padahal kebebasan sipil adalah fondasi dari kuatnya pengawasan publik dalam sebuah proses politik dan pemerintahan.
“Jangan mendiamkan praktek pengebirian kebebasan sipil yang terjadi di depan mata,” ujar Umam yang merupakan alumni School of Political Science & International Studies University of Queensland, Australia.
Dia menyebut jika kritisisme masyarakat dikebiri, pengawasan publik akan lemah. Implikasinya, selain indeks demokrasi turun, praktik korupsi juga semakin merajalela. Para koruptor merasa bebas melakukan apa saja, karena seolah terlindungi.
Dia meminta pemerintah harus sadar dan melakukan langkah-langkah mitigasi yang serius. Caranya dengan mencegah praktik-praktik politisasi penegakan hukum. Kemudian menghentikan mobilisasi buzzer yang justru hanya menciptakan kerusakan dalam tatanan demokrasi yang selama ini diperjuangkan bersama.
“Berpura-pura tidak tahu hanya menghasilkan pembusukan demokrasi. Pemerintah harus lebih tegas. Tertibkan elemen-elemen itu agar demokrasi tidak berjalan timpang,” tegas Umam.
Sebelumnya, saat menyampaikan sambutan pada Hari Pers Nasional, Presiden Joko Widodo mengatakan kritik masyarakat kepada pemerintah sangat diperlukan. Juru Bicara Presiden Fadjroel Rachman mengatakan pemerintah tidak memiliki buzzer.
Namun, banyak anggota masyarakat dan para aktivis dari kalangan masyarakat sipil (civil society) merasa kebebasan sipil semakin terkebiri. Hal itu karena sikap represif melalui kriminalisasi dan serangan buzzer yang membabi buta.