Jakarta, Suaranusantara.co – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut proyeksi sejumlah lembaga dunia seperti IMF, Bank Dunia dan OECD terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021. Disebutkan, ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh positif sekitar 4-6 persen.
Terhadap prediksi tersebut, Jokowi meminta seluruh elemen bangsa untuk bersatu.
“Kita harus fokus menangani krisis kesehatan dan dongkrak pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” kata Jokowi saat menjadi pembicara dalam CNBC Indonesia Economy Outlook di Jakarta, Kamis, 24 Februari 2021. Jokowi hadir secara virtual atau online dalam acara tersebut.
Ia menegaskan Indonesia telah menjalani masa tersulit dalam menghadapi pandemi Covid-19. Saat ini, ekonomi RI memasuki masa recovery (pemulihan).
“Ini harus di sambut dengan rasa optimistik, antusias, kerja keras dan penuh keberanian,” tegas Jokowi.
Ia menambahkan kemampuan semua pihak dalam mengatasi pandemi menjadi kunci pemulihan ekonomi bangsa Indonesia. Berbagai kegiatan penanganan Covid 19 seperti gerakan 3M (Mencuci Tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak) harus terus di lakukan.
Kemudian gerakan 3T yaitu tracing (pelacakan kasus), testing (pemeriksaan kasus), dan treatment (pengobatan yang efektif) tidak boleh surut atau kendur. Kegiatan lainnya berupa pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro dan program vaksinasi dalam skala besar harus terus di lanjutkan.
Baca juga: Mendagri Minta Kepala Daerah Jalankan Program Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta para Bupati/Walikota menjalankan program pengendalian Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Hal itu di sampaikannya saat membuka kegiatan Pembekalan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri bagi Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota Tahun 2021, yang di gelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemendagri secara virtual, Senin 7 Juni 2021.
Tito juga meminta pasangan Bupati/Wakil Bupati bersama Walikota/Wakil Walikota hasil Pilkada Serentak 2020 itu agar bisa mengontrol wabah melalui empat indikator pengendalian pandemi Covid-19, yakni pengendalian angka positif, Bed Occupancy Rate (BOR), recovery rate atau angka kesembuhan yang tinggi, serta fatality rate atau angka kematian yang rendah.