Ruteng.suaranusantara.co – Dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun ke- 100 Wanita Katolik Republik Indonesia WKRI, DPC WKRI St Vitalis Cewonikit, DPC Katedral , DPC St.Fransiskus Asisi Karot, menggelar lomba pengolahan pangan lokal bertempat di aula Paroki St. Vitalis Cewonikit, Senin, 16/6/2024.
Thema “Gerakan Budi Membangun Pribadi Mewujudkan Peradapan Kasih, adapun tujuan digelarnya kegiatan tersebut yaitu meningkatkan keterampilan WKRI dalam menciptakan menu makanan dalam lomba pangan lokal yang bersih, sehat, bergizi dan aman.
” Ibu-ibu WKRI ini sangat mampu dan terampil dalam memasak makanan yang berbahan lokal dalam hal untuk meningkatkan gizi. Tentunya makanan ini juga mampu menurunkan stunting. Selain itu, makanan ini bisa dikonsumsi semua keluarga,” kata ibu Heny Rumondor ketua DPC St. Vitalis dalam mengantar kegiatan ini, selaku tuan rumah lomba.
Selanjutnya ketua DPC WKRI St. Vitalis berharap dengan kegiatan lomba pengolahan pangan lokal agar; ” kedepan agar ibu² lebih kreatif mengembangkan beragam menu pangan lokal dengan tetap mengedepankan kandungan/ nilai gizi yang seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh sehingga tercipta keluarga sehat, cerdas, dinamis dan produktif ” tutupnya
Perlombaan ini diikuti oleh 3 tim dari masing-masing WKRI dewan pimpinan cabang (DPC) St. Vitalis Cewonikit, DPC Katedral Ruteng dan DPC St. Fransiskus Asisi Karot. Di mana, satu tim terdiri dari tiga orang yang menyajikan menu makanan pangan lokal non beras yang bervariasi.
“Kreasi dari ibu-ibu ini sangat biasa dan memang tidak gampang. Mereka menyajikan bervariasi makanan lokal non beras yang semuanya sangat kreatif, seperti keanekaragaman bahan, kreatifitas, cita rasa dan cara penyajian” katanya.
Pada kesempatan itu, ibu Yosephina Christine Ketua DPC Katedral Ruteng selaku ketua panitia lomba menuturkan tentang kreatifitas ibu ibu dalam mengolah pangan lokal yang beragam, sehat, bergizi, aman dikonsumsi oleh keluarga;
” Kegiatan lomba ini untuk menggali kreatifitas ibu ibu dalam mengolah pangan lokal menjadi pangan yang beragam, sehat, bergizi dan aman dikonsumsi oleh keluarga ” tuturnya
Namun kata dia yang menjadi kendala saat ini bahan baku pangan lokal semakin sulit didapat sehingga harga bahan baku pangan lokal melonjak di pasar. Saat ini bahan baku pagan lokal lebih didatangkan dari luar Manggarai sehingga, kami berharap Pemerintah dan Gereja menggalakan kembali petani untuk menanam bahan pangan lokal seperti ubi, pisang, talas, labu dll. sehingga harga bisa ditekan dan uang tidak keluar dari Manggarai tapi bisa dinikmati oleh petani kita.
” Tidak ada gunanya kita galakan pangan lokal tetapi bahan bakunya didatangkan dari luar” cetusnya.
Yosefine berharap ” Setelah kegiatan ini diharapkan ibu2 dapat menyiapkan sajian pangan lokal tidak hanya saat mau lomba saja tapi pangan lokal menjadi hidangan yang selalu disajikan di rumah dan acara-acara keluarga seperti arisan, doa Rosario dll. ” harapnya.
Hasil lomba hari ini yang diumumkan oleh dewan juri I Gede Cahyawidiarta dan ibu Etik Empang ialah juara satu dari DPC St. Fransiskus Asisi Karot dengan menampilkan Sombu yang bahan dasarnya adalah jagung. Juara dua dari DPC Katedral serta juara tiga DPC St.Vitalis Cewinikit.
Dalam rangka hut ke 100 WKRI, WKRI DPC Keuskupan Ruteng melaksanakan beberapa kegiatan :
Bhakti sosial sudah dilaksanakan di Kec. Reok tgl 8 juni, Lomba pengolahan pangan lokal hari ini tanggal 17 juni, Gerak jalan sehat, senam dan tanam pohon tanggal 22 juni, yang ditutup dengan perayaan puncak yaitu misa syukur hut tanggal 26 juni 2024.
Semoga anggota-anggota WKRI selalu mau aktif secara sukarela serta berkomitmen untuk berkomitmen bersama-sama mengembangkan WKRI ke depannya sesuai dengan peran-peran WKRI.
Willy Grasias.