Labuan Bajo, suaranusantara.co — Imam serikat Salesian Don Bosco, Pater Petrus Tukan SDB, meminta media utuk tidak takut mengkritisi keterlibatan oknum Imam Katolik dalam pengelolaan perusahaan yang dinilai bertolak belakang dengan ensiklik Paus Fransiskus, Laudato Si
Pastor Moderator Pemuda Katolik Manggarai Barat ini menyebutkan Hotel di Labuan Bajo yang merupakan perusahaan milik Imam Katolik diduga melakukan aktivitas yang merusak lingkungan.
Hal itu dikatakan Pater Petrus saat menjadi pembicara dalam kegiatan Masa Penerimaan Anggota (Mapenta) Pemuda Katolik Manggarai Barat, Sabtu (1/3/2025) siang.
“Menurut saya, civil society, saya, media dan anak-anak muda, kita jangan takut kalau kita berbicara kepada pribadi atau di forum publik. Kita berusaha hadir untuk menyuarakan karena dengan itu membuka kesadaran mereka,” tegasnya
Ketika ditanya soal sikap dilematis Gereja terkait kehadiran tambang yang merugikan rakyat dan keterlibatan oknum Imam Katolik, Pater Petrus mengatakan, Gereja mesti teguh pendiriannya memperjuangkan kelestarian lingkungan hidup sesuai ensiklik Laudato Si.
“Tidak usah jauh-jauh ke Papua anak, di Labuan Bajo sendiri, ada hotel yang merusak lingkungan hidup, dimana pemiliknya adalah Oknum Imam katolik,” katanya.
Pater Petrus menambahkan, para oknum Imam katolik tersebut tidak bisa berubah, karena dianggap memiliki kekuatan, uang dan pengaruh di kalangan elit.
Ia mengajak segenap elemen untuk membentuk gerakan revolusioner dan gerakan moral. Hal tersebut bertujuan untuk menekan keberadaan kelompok-kelompok yang berpotensi merusak keadaban publik.
“Kalau bertahan terus, tidak ada gunanya kita bicara pelestarian lingkungan, ketahanan pangan atau memelihara bumi tetapi berseberangan,” ungkapnya.
Pater Petrus juga mengingatkan para Uskup, Imam, Biarawan/Biarawati untuk tidak terjebak atau mengikuti oknum Imam Katolik yang bermain tambang atau memiliki perusahaan demi keuntungan pribadi.
“Kita harus menjadi barisan paling depan membela keadaban bersama, lingkungan, tata kehidupan yang baik. Kalau sudah ada satu atau dua orang sudah masuk ya, dosa mereka tanggung sendiri”, tegasnya.
Eksistensi Gereja harus dijaga dan dipertahankan. Semua tantangan dan dinamika kehidupan mesti dihadapi, kritik sekalipun.
Dia juga menyarankan agar Pemuda Katolik Manggarai Barat mengadvokasi persoalan tersebut dengan cara yang ilmiah.
Ia meminta Pemuda Katolik Manggarai Barat melakukan kajian dalam bentuk konsep yang ingin dikembangkan, diungkapkan secara tertulis dasar kajiannya, hingga analisa dan bukti untuk mengurai persoalan tersebut.
Kajian dan analisa tersebut kemudian disampaikan kepada petinggi Gereja Keuskupan Labuan Bajo dan pihak-pihak yang terlibat didalamnya.
“Jadi tidak hanya bertemu uskup, bahkan pastor yang terlibat dalam persoalan tersebut. Itu saya puji sekali, kalau pemuda katolik mau berbuat seperti itu,” ungkapnya.