Papua Barat, Siaranusantara.co – Mumifikasi atau proses pengawetkan jasad ternyata ada di Indonesia, tepatnya di Wamena, Papua. Ini merupakan tradisi masyarakat suku Dani yang tinggal di Lembah Baliem, Wamena.
Tujuan pengawetan ini adalah untuk menghormati jasad kepala adat mereka. Proses pembalseman menggunakan ramuan alami yang mereka oleskan pada jasad, lalu meletakkannya di atas perapian hingga menghitam. Setelah itu mereka memindahkan jasad kepala adat tersebut di dalam Honai, rumah tradisional suku Dani. Biasanya mereka mengeluarkan mumi kepala adat ketika ada acara penting atau saat ada tamu yang berkunjung.
Mumifikasi ini tidak mereka terapkan pada semua anggota suku, tapi hanya untuk orang-orang yang memiliki kedudukan penting, seperti kepala suku dan panglima perang, atau bisa juga untuk orang yang berjasa. Tradisi mumifikasi Suku Dani Papua sudah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Mumi milik Suku Dani sedikit berbeda karena memiliki warna hitam pekat dengan posisi tubuh duduk dan kepala menengok keatas serta mulut terbuka lebar.
Usia Mumi Hingga Ratusan Tahun
Total ada 7 mumi yang tersebar di Wamena yang usianya mencapai 200 hingga 300 tahun. Usia mumi terlihat dari kalung yang melingkar pada bagian leher. Setiap 5 tahun sekali, ada upacara penghormatan dengan mengalungkan satu kalung di leher mumi.
Mumi di Wamena tersebar di berbagai distrik, yaitu 3 mumi di Distrik Kurulu, 3 mumi di Distrik Assologaima, dan 1 mumi perempuan di Distrik Kurima.
Suku Dani tidak memperlihatkan mumi perempuan karena mereka meyakini jika mereka memperlihatkannya maka akan membawa malapetaka.
Mumi yang ada di Wamena merupakan jasad para kepala suku dan panglima perang yang menjadi panutan anggota suku semasa hidupnya. Saat masih hidup, mereka berpesan agar setelah meninggal, suku Dani mengawetkan jasa mereka.
Biaya Melihat Mumi
Ternyata untuk bisa melihat mumi di Wamena ini ada biayanya. Mereka akan mengeluarkan mumi dari honai setelah ada kesepakatan harga. Bahkan huntuk mengambil photo mumi dikenalan biaya tambahan yang konon mencapai jutaan rupiah. Jadi perlu benar-benar piawai untuk bernegosiasi dengan komunitas penjaga mumi sampai bisa mencapai kesepakatan bersama. (Red/SN)