Ruteng, Suaranusantara.co – Aktivitas galian tanah urug yang berada di Wae Ces, kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Golo Lusang, Kecamatan Langke Rembong, mendapat keluhan dari warga.
Dipantau oleh media, aktivitas galian ini melibatkan penggunaan satu unit alat berat ekskavator (PC) untuk menggali tanah
Salah seorang warga pengguna jalan Ruteng-Iteng, Hans Ndorang mengeluhkan dampak aktivitas galian tersebut.
Hans mengeluhkan ruas jalan yang dipenuhi lumpur dan kondisi jalan menjadi licin.
Kondisi ini diterangkan Hans, dapat menyebabkan kecelakaan bagi pengendara roda dua dan roda empat yang melintas di jalan tersebut.
“Kita sebagai pengguna jalan merasa tidak nyaman kalau lewat disitu. Jalan terlalu becek, apalagi sekarang musim hujan”, ujar Hans kepada media ini pada Sabtu (8/3/2025).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Kadis DLH) Kabupaten Manggarai, Charlenson Z. Rihimone, ketika dimintai konfirmasi mengaku tidak mengetahui aktivitas galian tersebut.
“Tidak ada komunikasi dengan kami. Coba koordinasi dengan dinas terkait”, ujarnya melalui pesan WhatsApp, Kamis (13/3/2025).
Terpisah, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai juga mengaku tidak mengetahui aktivitas galian tersebut.
“Kemarin sudah saya minta teman-teman pergi cek”, jelas Sekretaris Dinas PUPR, Epik Turut.
Epik Menambahkan, hasil penelusuran pihaknya di lokasi hanya menjumpai pekerja.
Informasi yang diperoleh, penggusuran yang dilakukan untuk mengambil tanah. Namun, pihaknya tidak tahu hasil galian tersebut digunakan.
Sementara itu, Stevanus Tonggo, staf di Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi NTT enggan memberikan banyak komentar.
“Itu lahan masyarakat”, jawabnya singkat.
Disinggung upaya atau tindakan yang dilakukan karena potensi kerusakan lingkungan dari galian tersebut, dirinya enggan berkomentar.
Hasil penelusuran media ini, lahan yang digusur tersebut diketahui milik seorang pengusaha berinisial IB (30).
Ia mengaku lahan galian itu merupakan millik pribadi. Kepemilikan lahan ia buktikan melalui sertifikat tanah yang ditunjukan kepada wartawan media ini.
Setelah mendapat keluhan warga dan dikonfirmasi media, aktivitas galian tersebut kini dihentikan. PC yang tadinya beroperasi, kini tidak ada di lokasi. Lumpur yang memenuhi jalan juga telah dibersihkan.
“Itu lahan milik pribadi. Saya menggusur lahan itu untuk bangun gudang”, terangnya.