Labuan Bajo, suaranusantara.co – Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat temukan ide baru dalam rangka pengembangan pengelolaan sektor Pariwisata dengan cara Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi serta Fasmadewi (Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata)
Hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Stefan Jemsifori yang akrab dipanggil Stefan kepada suaranusantara.co di Eleven, Labuan Bajo Manggarai Barat pada [24/7], lalu
Pihaknya, Stefan menjelaskan terkait tiga gagasan baru yang merupakan strategi pengelolaan sektor Pariwisata sejak dirinya memangku jabatan sebagai Kepala Dinas yakni Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi serta program Fasmadewi yang merupakan terobosan baru Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Manggarai Barat.
“Terkait predikat Daerah Super Prioritas ini, kami Pemerintah Daerah menyadari tidak bisa urus sendiri, mesti bekerja sama dengan seluruh komponen. Saat ini pemerintah Manggarai Barat lebih khusus Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif sedang fokus dalam tiga hal yakni Inovasi, Adaptasi dan Kolaborasi”, ungkap Stefan
Seorang Kepala Dinas yang memiliki semangat dan peduli terhadap permasalahan Pariwisata, Stefan mengaku, untuk menata Pariwisata membutuhkan campur tangan banyak pihak termasuk pihak media.
” Bagi saya, bicara tiga hal ini kalau kita tidak punya komitmen yang kuat untuk mewujudkannya saya pikir hanya sebatas slogan dibutuhkan kerja keras tidak hanya kami pemerintah Daerah tetapi seluruh stakeholder termasuk teman-teman media dengan perannya masing-masing. Karena kami tahu campur tangan tema media membuat Labuan Bajo lebih cepat dikenal Publik,” imbuhnya.
Selain adanya keterlibatan berbagai pihak dengan caranya masing-masing, Stefan juga mengakui Kehebatan pemimpin Manggarai Barat,
“Puji Tuhan kita memiliki pemimpin yang Dengan semangatnya tinggi selalu mampu bekerjasama dengan seluruh stakeholder sehingga kita bisa keluar dari situasi sulit itu,” kata Stefan
Soal isu penutupan sementara TNK, Stefan menjelaskan bahwa isu itu hanya merupakan wacana saja dan kalau terjadi tentu ada pemberitahuan secara resmi kepada Pemda Manggarai Barat.
“Terkait penutupan sementara kawasan TNK, Minggu belakangan seminggu belakangan ini ada dengan wacana penutupan sementara pemerintah daerah sendiri belum disampaikan secara resmi terkait masalah ini tetapi informasi yang diberitakan di media dan Ipin sama teman-teman media,” tandas Stefan
Dengan adanya wacana penutupan sementara TNK, pihak Dinas akan per kuatkan Desa wisata melalui program Fasmadewi.
“Di tahun ini kami punya program terobosan yang namanya Fasmadewi (Fasilitasi Masyarakat Desa Wisata) di dua desa wisata yakni air terjun di Wae Lolos dan agro wisata di Ngalor Kalo Desa Surunumbeng. Kedua Desa ini Kami pilih dan kami seleksi fasilitatornya.
Kata Stefan, Dinas telah menyiapkan Fasilitator yang akan bekerja selama sepuluh bulan untuk persiapan launching program Fasma Dewi.
“Fasilitator ini bekerja selama 10 bulan dan selama 10 bulan ini diisi dengan berbagai pelatihan pelatihan untuk masyarakat sesuai kebutuhan. Fasilitator ini adalah orang kepercayaan Pemda dalam hal ini orang kepercayaan Dinas Pariwisata yang tiap saat bersama dengan masyarakat di Desa Wisata.diisi dengan kegiatan pelatihan, training, penataan selama 10 bulan kerjanya. Nanti di bulan ke sepuluh Desember dua desa wisata ini akan di launching. Desa Wisata Air terjun Wae Lolos sama Agrowisata Ngalor Kalo,” pungkas Stefan
Upaya ini merupakan langkah yang diambil pihak Dinas bila wacana penutupan TNK itu dilakukan.
“Nanti kami akan padati kegiatannya dengan atraksi dan UMKM. Itu kira-kira gambaran tentang apa yang dibuat oleh Dinas Pariwisata untuk menyikapi dan menyambut baik apa bila wacana penutupan sementara TNK ini dilakukan. Sehingga ini adalah nilai plus buat pemerintah daerah sehingga wisatawan bisa berkunjung di luar kawasan,” tutup Stefan.