Luksemburg, Suaranusantara.co – Kapten dan pemain bintang Portugal, Cristiano Ronaldo, akhirnya mencetak gol pertama dalam kualifikasi Piala Dunia 2022, setelah melewati tiga pertandingan.
Cristiano Ronaldo menyumbang satu dari tiga gol kemenangan 3-1 Seleccao das Quinas atas tuan rumah Luksemburg. Yang terjadi pada laga di Stade Josy Barthel, Rabu 31 Maret 2021 dini hari WIB. Ia mencetak gol kedua pada menit ke-50.
Gol pertama di cetak Diogo Jota hanya sesaat sebelum turun minum sekaligus gol penyama kedudukan. Sementara gol kedua dibuat pemain pengganti Joao Palhinha menit ke-80. Adapun satu-satunya gol Luksemburg di cetak Gerson Rodrigues menit ke-30.
Luksemburg menjalani laga melawan jawara Eropa 2016 itu dengan tingkat kepercayaan diri tinggi setelah menang 1-0 atas Irlandia pada laga sebelumnya. Namun, kepercayaan diri mereka tak cukup mengatasi kedigdayaan Ronaldo dan kawan-kawan.
Bagi Ronaldo, seharusnya ini gol kedua dia pada kualifikasi Piala Dunia 2022. Saat di tahan imbang 2-2 oleh Serbia Minggu 28 Maret 2021 dini hari WIB lalu di Montenegro, ia juga mencetak gol. Namun, gol tersebut tidak di akui wasit.
Bola tendangannya sudah melewati garis gawang sebelum berhasil disapu bek Serbia. Ronaldo sangat kecewa dengan keputusan wasit sehingga ia membanting ban kapten dan meninggalkan lapangan beberapa detik sebelum pertandingan berakhir.
Tidak Optimal
Meski menang, pelatih Portugal Fernando Santos menilai, anak asuhnya belum tampil optimal. Paling tidak, selama satu jam pertandingan berjalan, Ronaldo dan kawan-kawan lebih banyak berjalan di lapangan.
“Kami menghabiskan sepanjang babak pertama dengan ‘jalan-jalan’ di lapangan. Tidak ada intensitas sama sekali hingga akhir pertandingan. Saya harus katakan kepada para pemain saya bahwa kami tidak mungkin akan menang bila hanya mengandalkan kualitas individu. Bila mau menang, maka harus bermain dengan intensitas,” kata pria yang juga pernah melatih Timnas Yunani itu sebagaimana di kutip dari ESPN.
Ia melanjutkan, “Bila hanya berharap pada kualitas, maka lawan-lawan akan sangat menyulitkan kami. Kami harus ingat itu. Untunglah permainan kami terus berkembang sehingga mampu mencetak gol penyama kedudukan.”
“Di babak kedua, kami akhirnya bisa memenangkan setiap perebutan bola. Kami bermain dengan intensitas, sementara Luksemburg berubah menjadi tim yang berbeda,” tutupnya.