Kupang, Suaranusantara.co – Era digital dan globalisasi sekarang ini memiliki dampak negatif terhadap peradaban bangsa. Nilai-nilai kemanusiaan yang sifatnya universal malah terasing di tengah maraknya perkembangan informasi yang sejatinya bisa membawa dampak positif bagi peradaban.
Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny susetyo mengungkapkan hal tersebut ketika mengisi seminar bertajuk Peran Generasi Muda dalam Aktualisasi Nilai Nilai Pancasila melalui Media di Gedung Rektorat Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT, Kamis (7/9/2021). Kegiatan ini diadakan Universitas Nusa Cendana bekerja sama dengan BPIP.
“Keterasingan terhadap nilai-nilai kemanusiaan terjadi karena karena globalisasi lebih menitikberatkan pada kecepatan penyebaran informasi. Bukan kedalaman isi dan manfaat informasi tersebut, informasi yang dibagi pada saat dan era ini cenderung mengabaikan kepantasan, kedalaman dan kebenaran,” ungkap Benny.
Benny menilai, kondisi tersebut membuat manusia memiliki karakter instan dan cenderung mengabaikan norma dan nilai. Tentu hal ini membuat masyarakat terjebak dalam menyaring informasi-informasi yang tersaji di ruang digital sehingga survei yang dilakukan oleh Microsoft menyebutkan bahwa warganet Indonesia berada pada tingkat kesopanan terendah di dunia.
Benny meyakini kondisi ini bisa diatasi melalui penanaman dan aktualisasi nilai-nilai kebangsaan yang ada pada Pancasila. Menurutnya, Pancasila harus menjadi arus utama yang tertanam bukan hanya pada level keluarga tetapi mencakup media massa, sosial dan televisi.
“Kita juga harus dapat memenuhi ruang ruang publik dengan berita dan informasi bernuansa positif yang mampu meningkatkan rasa kebersatuan dan bangga terhadap keberagaman yang kita miliki. Hal ini niscaya dapat menjadi jawaban terhadap isu dan informasi negatif yang cenderung merusak dan mengancam persatuan dan kesatuan Indonesia,” kata dia.
Kegiatan ini dibuka oleh Deputi Bidang Pengendalian dan Evaluasi BPIP Rima Agristina. Dalam sambutannya, Rima menyatakan, bangsa Indonesia, khususnya pemuda dan mahasiswa harus memiliki nilai-nilai kebangsaan yang tercermin dalam Pancasila ketika berada di ruang digital.
Acara yang diselenggarakan sejak pukul 09.00 Wita turut menghadirkan Herman Josis Mokalu atau Yosi Project Pop sebagai Narasumber yang hadir secara daring. Yosi menilai, untuk menghadapi berbagai macam masalah di dunia maya, yang berpotensi merusak rasa persatuan dan kesatuan di Indonesia membutuhkan peran aktif generasi muda.
“Generasi muda berhak serta berkewajiban untuk dapat melakukan pembaruan positif terhadap atmosfer dunia maya di Indonesia, yang kaya akan kekerasan, bully serta hoaks. Kita tidak perlu menunggu usia tua untuk turut andil dan berperan dalam menjaga negara yang sangat dicintai ini,” beber Yosi.