Labuan Bajo, suaranusantara.co – Pengendara mobil dump truck berinisial A, I, dan F berangkat dari rumahnya di Kaper hendak ke Labuan Bajo untuk membeli perabotan rumah tangga tiba-tiba dikeroyok oleh sekelompok orang gegara menegur kelompok pemuda yang sedang miras bertempat di Kaper Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Pada Minggu [9/3/2025] pukul 22.00 Wita
Beberapa korban berinisial A, I dan F yang mengendarai mobil dum truck hendak ke Labuan Bajo mengaku dikeroyok oleh sekelompok orang di Kaper gegara menegur sekelompok pemuda yang lagi miras lalu menumpahkan minuman itu di meja. Beberapa polisi termasuk Babin Kamtibmas juga hadir di TKP saat itu.
Begini Keterangan dari korban
Baru sekitar 40 meter keluar dari rumah, F yang menyetir mobil menghentikan kendaraan itu karena terdapat beberapa motor dan sebuah pikap yang sedang diparkir di badan jalan.
Di samping motor tersebut terdapat kios yang sudah ditutup. Namun, di terasnya terdapat sekitar enam pemuda yang sedang mengonsumsi minuman keras sejenis sopi minuman dari hasil penyulingan nira atau aren.
Lantaran terhalang motor, F lalu membunyikan klakson mobil, dan meminta para pemuda itu untuk memindahkan motor.
Sambil memindahkan motor tersebut, salah satu di antara para pemuda itu memaki. Makian itu hanya didengar oleh F.
Mendengar makian itu, saya langsung turun turun dari mobil dan menumpahkan sopi ke meja.
“mungkin karena minuman ini makanya kamu memaki dan tidak menghargai orang tua.” ujar F dikutip dari pemberitaan Floresa.co
Melihat perdebatan F dengan pemuda itu, A turun dari mobil meminta F untuk kembali masuk mobil namun salah satu warga yang bukan bagian dari kerumunan para pemuda itu menarik F. Lalu kata F kepada pemuda yang menariknya “apa maksud kalian?”
Mendengar pertanyaan dari F tiba-tiba sekelompok warga mulai berdatangan dan berdebat dengan F. Merespons situasi tersebut, seorang perempuan pemilik kios datang untuk meredam situasi tersebut.
Pada saat itu hadir pula Mario, salah seorang anggota polisi yang baru saja pulang dari kantor menuju rumahnya yang terletak di sekitar TKP, ia datang menyaksikan perdebatan antara F dan sekelompok warga itu.
Diketahui Polisi Mario merupakan anggota Keamanan dan Ketertiban Masyarakat [Kamtibmas] bertugas di Wae Kesambi, Desa Batu Cermin, namun tinggal di Kaper.
Melihat kedatangan Mario, pemilik kios itu berkata kepada F “ini polisi nana
[sebutan untuk laki-laki dalam bahasa Manggara].” F lalu merespons, “memangnya kenapa kalau polisi? Kami tidak punya masalah dengan siapa- siapa, kami hanya menegur para pemuda yangs sedang minum.” “Lalu kenapa orang-orang ini datang dan ikut campur. Apa maksudnya?” ungkap F meniru saat berdebat dengan pemilik kios itu
Teman dari F yaitu A mengaku situasi sempat tenang dan kondusif. Namun, beberapa beberapa pemuda mulai memprovokasi dan mengintimidasi sambil berkata “pukul saja,” kata beberapa pemuda sambil menunjuk muka F.
Saat itulah, salah satu warga bernama Endi mulai menarik baju A hingga sobek.
Merespons hal itu, A berkata “apa maksud kamu tarik baju saya? lalu Endi katakan bukan saya yang berkelahi, saya hanya menjadi penengah.” jelas A saat dirinya berdebat dengan Endi.
Salah satunya dari kelompok pemuda itu adalah Adi yang sempat melayangkan pukulan ke bagian wajah A. Diketahui oleh A, I, dan F saat itu, Adi mengenakan baju kaos yang menyerupai atribut yang biasa dipakai oleh anggota militer.
Saat itu A mengaku mendapat pukulan bertubi-tubi dari sekelompok warga itu.
“Saya mencoba menangkis dan menutupi wajah dengan kedua tangan lalu berusaha berdiri, tetapi sekelompok warga itu terus-terusan melayangkan pukulan,” terang A.
Dalam situasi itu A menjelaskan bahwa ada seorang warga yang ingin melerai dan menyuruhnya berlari menjauhi sekelompok warga itu. Namun, sekelompok warga lainnya mulai mengejar dan kembali menjatuhkannya ke badan jalan.
“Saat sekelompok warga itu mulai memukul wajah saya, lalu saya menutup wajah dengan kedua tangan, akhirnya orang-orang tersebut mengalihkan pukulan ke punggung,” tutur A dengan nada sedih
Ketika sekelompok warga tersebut kembali mengejar A dan membanting tubuhnya ke badan jalan. Endi yang ikut membanting A juga turut terjatuh.
Sementara I yang tadinya hendak melaporkan kejadian itu bertemu dengan JB, salah satu kakak A. Kepada JB, I berkata “A hancur karena dikeroyok orang.” ujar I
Saat itulah I melihat sekelompok warga itu mulai mendekati rumahnya. Ia juga melihat A berlari tanpa alas kaki dalam keadaan baju sudah terkoyak dan hidungnya berdarah. Kepada A, JB berkata “segera masuk ke rumah.”
Beberapa menit kemudian, Adi bersama rombongan itu datang sambil berteriak “mana A dan F. Segera keluar dari rumah.” kata I
Menurut keterangan JB terdapat lebih dari 100 orang yang berada di halaman rumah JB saat itu dan beberapa di antara mereka memegang batu.
“Saya sempat meminta kepada Adi supaya tidak masuk rumah. tetapi beberapa menit kemudian, Endi datang dan berkata kau kakaknya A kah? Keluar dari rumah atau kami akan bakar rumah ini,” kata JB menirukan ucapan Endi.
Dalam situasi itu, JB melihat belasan polisi yang mengendarai dua unit mobil dalmas milik Polres Manggarai Barat datang ke rumahnya.
“Saya melihat ada mobil dalmas milik Polres dan dua orang diantaranya adalah anggota Kamtibmas di Desa Golo Bilas muncul di pekarangan rumah, salah satunya adalah Jon Tupen. saat itu juga saya melihat Jon mencoba menenangkan massa dan mengajak JB untuk berbicara di dalam rumah,” tutur JB.
Dalam situasi itu kata JB sekitar enam anggota polisi yang tadi duduk di dalam mobil dalmas masuk ke rumah dan mulai berdiskusi dengan JB terkait penyelesaian masalah tersebut.
“Apakah mau damai atau diproses hukum.” jelas JB mengulang ucapan Polisi itu.
Kemudian, JB memutuskan memeriksa kondisi A di RSUD Komodo. Saat sedang di rumah sakit, Jon anggota Kamtibmas Golo Bilas menghubungi salah satu kerabat A dan menanyakan keberadaan dan tujuan kami ke rumah sakit. Kepada Jon, kerabat tersebut berkata “kami datang untuk visum.”
Hasil pemeriksaan di RSUD Komodo menunjukkan terdapat luka di wajah, punggung, kepala, dan kaki A.
Usai pemeriksaan itu, JB dan kerabatnya melaporkan kejadian yang menimpa A ke Polres Manggarai Barat dengan laporan bernomor LP/B/36/III/2025/SPKT/Polres Manggarai Barat/Polda NTT.