Bandung, Suaranusantara.co – Angklung Buncis adalah alat musik khas Sunda dalam ritual acara tanam hingga panen padi di Tatar Sunda.
Nama kesenian buncis berasal dari satu teks lagu dalam kesenian ini. Lagu tersebut memiliki lirik “cis kacang buncis nyengcle”.
Kesenian ini termasuk kesenian buhun atau sudah sangat tua keberadaannya. Meski berasal dari beberapa daerah yang berbeda, semua kesenian angklung buncis erat kaitannya dengan ritual masyarakat Sunda saat mengolah ladang atau sawah.
Ritual penghormatan padi
Perenungan masyarakat Sunda zaman dahulu dalam mengolah pertanian (tatanen) terutama di sawah dan huma telah melahirkan penciptaan syair dan lagu. Kesenian ini merupakan penghormatan dan persembahan terhadap Nyai Sri Pohaci atau Dewi Sri, sang Dewi Padi.
Ritual ini juga merupakan upaya nyinglar (tolak bala) agar cocok tanam mereka tidak mengundang malapetaka, baik gangguan hama maupun bencana alam lainnya.
Di masa silam, selain sebagai bagian dari ritual, angklung buncis juga di mainkan para orang tua sambil menjaga padi di sawah yang mulai menguning. Anak-anak juga memainkan lat musik ini saat bermain di tanah lapang.
Kini lumbung-lumbung padi (mulai menghilang dari rumah-rumah penduduk, berganti dengan karung sebagai tempat padi yang lebih praktis dan mudah di bawa ke mana-mana.
Padi pun sekarang banyak yang langsung di jual, tidak di simpan di lumbung. Dengan demikian, kesenian buncis yang tadinya di gunakan untuk acara-acara ngunjal (membawa padi) tidak di perlukan lagi.
Seiring perkembangan zaman, angklung buncis menjadi pagelaran seni bagi acara penyambutan tamu.
Baca juga: Tradisi Seren Taun Upacara Adat Warga Cigugur Kuningan
Seren Taun adalah upacara panen padi yang merupakan tradisi masyarakat sunda wiwitan Cigugur. Mereka mengungkapkan rasa syukur karena keberhasilan dalam bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan harapan untuk setahun yang akan datang.
Dalam upacara ini terdapat ritual penyerahan hasil bumi berupa padi yang dari kurun waktu satu tahun untuk di simpan ke dalam lumbung di 2 lumbung, yaitu lumbung utama (leuit sijimat, leuit ratna inten, atau leuit indung) dan lumbung kecil (leuit pangiring, leuit leutik). Selengkapnya >>