Jakarta, Suaranusantara.co – Apakah kamu selalu diperlakukan tidak adil atau bahkan direndahkan oleh pasanganmu? Jika iya, kemungkinan besar kamu sedang berada dalam hubungan toxic relationship. Lalu apa itu toxic relationship?
Toxic relationship adalah hubungan tidak sehat yang berakibat buruk pada kesehatan mental, maupun fisik seseorang.
Idealnya, hubungan dalam konteks pacaran adalah saling menyayangi dan memberikan rasa nyaman. Namun dalam hubungan toxic relationship, salah satu pihak dalam hubungan tersebut lebih mendominasi atau menguasai yang lainnya. Ironisnya, banyak orang tidak sadar berada dalam hubungan tersebut.
Nah apa sih ciri atau tanda hubungan tersebut dikatakan toxic relationship. Menurut Lilian Glass, seorang ahli komunikasi dan psikologi California, berikut ini adalah ciri-ciri hubungan tocix relationship
Selalu dikontrol oleh pasangan
Ciri pertama yang terlihat dari tocix relationship adalah selalu dikontrol oleh pasangan kamu. Sebagai contoh, pasangan selalu memaksa kamu untuk mengikuti segala kehendaknya atas hidup yang kamu jalani. Dan, semua yang dilakukannya adalah dengan alasan dia menyayangimu.
Tidak lagi menjadi diri sendiri
Karena sering dikontrol oleh pasangan, kamu akhirnya menjadi seperti yang diinginkan pacar kamu. Tidak lagi menjadi dirimu sendiri. Kamu akan kehilangan jati dirimu sendiri, Bahkan yang terburuk adalah kamu takut membuat kesalahan di depannya.
Sering dibohongi
Dalam hubungan, kejujuran adalah fondasi utama yang paling penting untuk menjaga hubungan tetap awet. Namun jika kamu sering sekali dibohongi, itu artinya kamu tidak lagi dihargai keberadaanya oleh pasanganmu.
Tidak saling mendukung
Ketika, misalnya, kalian mengalami persoalan atau masalah dalam hubungan, salah satu pihak sudah tidak mau menyelesaikan persoalan dan malah menyalahkan diri kamu secara personal. Tidak hanya sampai di situ, kalian dipaksa untuk terus menerus mengalah sehingga kalian memendam rasa kecewa sendiri. Hal tersebut berlansung berkepanjangan dan tidak ada yang berubah dari pasangan kalian. Dampak terburuknya adalah beban batin yang berkepanjangan.
Penyelesaian konflik secara tidak sehat
Penyelesaian konflik dalam hal ini adalah bukan lagi secara damai, tetapi lebih banyak melakukan kekerasan secara fisik dan mental. Kekerasan fisik, misalnya, kalian dipukul atau ditendang. Sementara kekerasaan secara mental, dia tidak mau bicara sama sekali selama kurun waktu yang lama. Dampak yang timbul adalah kesehatan mental dan fisik kalian akan buruk.
Keluar dari toxic relationship memang tidak mudah dilakukan. Apalagi jika hubungan sudah dijalin cukup lama. Namun menjadi diri sendiri dan mencintai diri sendiri adalah jauh lebih baik. Sebesar apa pun kamu menyanyangi seseorang, dirimu jauh lebih berharga dan kamu berhak mendapatkan orang yang menghargai dan menerima dirimu apa adanya. (Linda)